Dalam keluarga, wanita sebagai istri menjadi tokoh yang membantu menyinkronkan agar tugas dan karier suami dapat selaras dengan perannya dalam keluarga dan masyarakat.

“Karena DWP saya kira bukan lagi ibu-ibu yang hanya duduk diam berkumpul dengan keluarga. Paling tidak, di lingkungan kecil mereka bisa menjadi tokoh di masyarakat, membantu masyarakat yang kemudian peran pemerintah ini bisa dirasakan di tingkat terbawah oleh masyarakat (melalui keberadaan DWP),” tambah Iswar.

Tahun ini, HUT DWP mengusung tema ‘Membangun Perempuan Cerdas Untuk Memperkuat Ketahanan Keluarga di Era Digital’.

Digitalisasi berpotensi menurunkan ikatan emosional antar anggota keluarga dan masyarakat karena interaksi sering dilakukan dengan media digital daripada secara langsung.

Anggota DWP sebagai ‘manajer’ keluarga diharapkan dapat menangkal hal tersebut dengan pemahaman dan kesadaran untuk selalu bijak dalam berinteraksi di era digital.

Di samping itu, anggota DWP juga harus cerdas agar dapat mengangkat derajat keluarganya untuk meraih kesuksesan.

“Saya kira peran DWP Kota Semarang sudah cukup baik. Selama 10 tahun ini kita menerapkan konsep bergerak bersama sebagai kekuatan yang dahsyat dan ibu-ibu DWP juga mengambil bagian dari itu. Dan menyadari dengan bergerak bersama semuanya semangat untuk mewujudkan Semarang semakin hebat,” pungkas Iswar.

Hery Priyono