“Kami bertukar informasi. Jadi, komunitas dan komunikasi publik yang baik inilah, media paling efektif untuk mendukung fungsi utama Humas Polri. Kamtibmas bisa terjaga jika tidak ada sumbatan komunikasi. Fungsi kemitraan dengan komunitas ini, sangat menentukan tugas dan opini kepercayaan publik,” lanjut mantan Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi ini.
Tak kalah penting, Iqbal menyebut, masyarakat saat ini juga sudah pintar menilai dan memilih Juru Bicara Humas Polri. Mereka tentu menginginkan sosok yang memiliki komunikasi publik baik, bicara tenang dan meyakinkan.
Tekanan Opini Publik
Kombes Iqbal melanjutkan, beberapa bulan terakhir kondisi kehumasan sedang tidak baik-baik saja. Opini publik tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi dengan proses snow ball. Artinya menggelinding tanpa arah dan terus membesar.
“Sejak awal munculnya isu-isu liar dengan berbagai kepentingannya, membuat seolah-olah semua yang disampaikan polisi salah,” sambungnya.
Di sini, Iqbal mengatakan, kecepatan menjawab pertanyaan publik menjadi kunci hal tersebut. Ketidaksiapan, terutama juru bicara terhadap kasus tertentu akan jadi bahan pertanyaan dan analisa warganet.
“Prinsipnya keberimbangan berita, karena ratusan ribu bahkan jutaan netizen juga membutuhkan berita sesuai fakta dan itu harus terus-menerus disampaikan ke publik,” tandas Iqbal.
Absa