Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dit Tahti) Polda Jawa Tengah melakukan pembinaam kepada para tahanan. Foto: Dok/Bidhumas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Dit Tahti) Polda Jawa Tengah melakukan pembinaam kepada para tahanan.

Salah satunya adalah dengan program One Day One Juz Alquran untuk tahanan muslim Rutan Polda Jawa Tengah.

Bagi penganut kepercayaan lainnya, seperti Nasrani, ada pula program siraman rohani.

“Hafal 1 ayat saja kalau itu dilaksanakan (diamalkan) akan mengubah pola pikir mereka, pola bergaulnya, dan kepribadiannya,” kata Direktur Tahti Polda Jawa Tengah, AKBP Fannky Ani Sugiharto, Selasa (25/10/2022).

Tercatat, ada 80 orang tahanan yang menghuni Rutan Polda Jateng. Mereka terdiri dari 75 muslim dan sisanya nasrani.

Dari kasusnya, terinci 63 kasus narkoba, 14 tahanan kriminal umum dan 3 tahanan kriminal khusus. Dari 80 orang tersebut 76 adalah laki-laki dan 4 perempuan yang terbagi 2 blok, dan terdiri 13 sel lama dan 6 sel yang baru selesai pembangunan.

Sementara, untuk total tahanan di 35 Polres jajaran di Jawa Tengah per hari ini, termasuk Polda Jawa Tengah berjumlah 1.614 orang.

Menurut Fannky, program One Day One Juz mulai rutin dilakukan sejak dua bulan lalu. Sebelumnya sudah dilakukan, namun sempat tertunda 7 bulan karena ada pembangunan sel tahanan baru.

Untuk pengasuhnya sendiri mendatangkan ustaz dari luar, termasuk internal, yakni Aipda Imron dan Bripka Purnomo. Bagi yang belum bisa membaca Alquran akan dituntun. Biasanya kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB hingga 11.00 WIB, setelah satu jam sebelumnya mereka mendapat kesempatan berjemur dan olahraga.

“Kalau mereka di sini 30 hari (sebelum dilimpahkan ke kejaksaan) kan lumayan, bisa 30 juz. Yang lama-lama itu biasanya kasus narkoba, bisa sampai 60 hari. Yang singkat biasanya kasus pembunuhan. kemarin kasus pinjol (pinjaman online) juga tidak sampai dua minggu sudah pelimpahan,” kata Fannky.

Dikatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya jangka panjang. Karena setelah dari Polda tahanan akan dilimpahkan ke kejaksaan, kemudian menjalani sidang dan menjadi narapidana untuk ditempatkan di lembaga pemasyarakatan (Lapas).

“Kami mencoba mengingatkan. Kalau yang non muslim (nasrani), saya sering minta mereka baca di Amsal, isinya tentang perjalanan manusia. Ada yang bercerita, setelah di sini (ditahan) baru baca kitab suci. Karena memang kan nggak ada kegiatannya (banyak waktu longgar),” kata Fannky.

Sementara itu Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menjelaskan pihaknya mengapresiasi terobosan yang dilakukan Dit Tahti pada para tahanan tersebut.

Menurutnya, kegiatan one day one juz bisa memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan keimanan para tahanan. “Dengan lebih dekat dengan Tuhan, mereka akan selalu mawas diri dan mengupayakan diri untuk terus berbuat baik,” terangnya

Diharapkan para tahanan bisa berkembang menjadi individu yang lebih baik ketika kembali ke keluarganya pada saatnya nanti.

“Intinya penegakan hukum tidak hanya memberikan efek jera pada para pelaku tindak pidana. Tapi bisa membuat mereka berubah dan menjadi individu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat dan keluarga,” tandas Iqbal

“Program one day one juz ini sangat menginspirasi. Atas nama pimpinan, kami sangat mengapresiasi,” pungkasnya.

Ning Suparningsih