JEPARA (SUARABARU.ID)- Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Inovasi (LPPI) Unisnu Jepara melalui Pusat Studi Aswaja An-Nahdliyyah (PSAA) Unisnu Jepara bekerjasama dengan Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Jepara, Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) NU, dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU melaksanakan kegiatan seminar Nasional dengan tema “Santri Bangkit, Pesantren Berdaya, Indonesia Bermartabat”, bertempat di ruang auditorium perpustakaan lantai 3 Unisnu Jepara,.
Dari 125 undangan yang didistribusikan oleh panitia, kegiatan seminar dihadiri oleh 73 peserta, terdiri dari pengasuh pondok pesantren, santri, dan pelbagai organisasi kemasyarakatan di kabupaten Jepara. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman kepada peserta bahwa peran santri dalam membela dan mengisi kemerdekaan RI sangat signifikan. Selain itu, peserta diharapkan mampu meneladani peran ulama NU di Kabupaten Jepara dalam memperjuangkan kemerdekaan RI.
Pada sela-sela acara pembukaan seminar, juga dilaksanakan penyerahan hadiah pemenang lomba penulisan esai biografi ulama NU Jepara. Dengan juara 1 diraih oleh Dwi Zakiyah Allayni dengan judul esai “KH. Shobiburrahman Jepara”, juara 2 diraih Nawal Sabil Muzakki “Mbah Dulloh, Representasi Kesederhanaan Ulama di Tanah Jepara” , dan Ahla Sofiyah “Mbah Noor Ahmad SS. Kriyan, Astronom dari Jepara” mendapatkan juara 3. Masing-masing pemenang mendapat hadiah uang pembinaan dan sertifikat penghargaan yag diberikan oleh Wakil Rektor 3 Unisnu Jepara, Ir. Gun Sudiryanto, MM.
Dalam kesempatan itu, Kepala PSAA Unisnu Jepara Ahmad Saefudin, M.Pd.I., menyampaikan, selain menyelenggarakan seminar Nasional, PSAA juga menyelenggarakan lomba penulisan esai biografi Ulama NU Jepara, yang diikuti oleh santri, siswa, dan mahasiswa dengan antusias peserta yang luar biasa. “Tetapi ini belum cukup, karena masih banyak tokoh Ulama NU Jepara yang belum dijadikan objek penulisan esai. Masih banyak kiai-kiai NU yang perlu kita angkat kembali biografinya” ujarnya. Ia juga berharap, kegiatan lomba penulisan esai biografi Ulama NU Jepara ini bisa dilanjutkan secara periodik setiap tahun.
Seminar yang bertemakan “Santri Bangkit, Pesantren Berdaya, Indonesia Bermartabat” menghadirkan empat narasumber, yaitu Murniati, S.Sos.I., M.S.I. (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara), Dr. KH. Nasrullah Afandi, Lc., MA. (Pengasuh Pondok Pesantren Balekambang Jepara, wakil Katib Syuriyah PWNU Jawa Tengah), K.H.R.M. Ma’sum Abdul Hamid, MM. (Ketua Himpunan Pengusaha Nahdliyyin (HPN) Jepara) dan Nur Hidayat (Ketua Komisi C DPRD Jepara).
Ketua FKPP Jepara Kiai Rosif Arwani dalam sambutanya menyampaikan, FKPP akan terus mengawal keberlangsungan pendidikan pesantren di kabupaten Jepara dan berkhidmah kepada pondok pesantren. “tidak ada lain langkah yang ditempuh oleh para pengurus-pengurus FKPP dengan niat semata-mata mengabdikan kepada para Kiai, mengabdi kepada pondok pesantren untuk menjembatani keberlangsungan adanya pondok pesantren di Jepara”. Ia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Unisnu Jepara yang telah memberikan sarana prasarana dengan berlangsungnya seminar HSN pada tahun ini.
Wakil Rektor 3 Unisnu Jepara Ir. Gun Sudiryanto, MM., mewakili Rektor Unisnu Jepara dalam sambutanya berterimakasih kepada FKPP Jepara dan organisasi keagamaan kemasyarakatan lainya yang telah memilih Unisnu Jepara sebagai tempat dalam pelaksanaan seminar Nasional HSN. “Kami mewakili Bapak Rektor Unisnu mengucapkan terimakasih kepada FKPP dan organisasi lainnya yang sudah memilih Unisnu Jepara sebagai tempat dalam pelaksanaan seminar HSN ini. Semoga acara ini memberikan pencerahan buat kita semua, sehingga kedepan warga NU benar-benar menjadi sebuah organisasi yang besar, selaras dengan tema seminar yakni Santri Bangkit, Pesantren Berdaya, Indonesia Bermartabat ,” ujarnya.
Esensi peringatan Hari Santri Nasional tak ubahnya sebagai ekspresi rasa syukur, mengenang perjuangan santri, dan membangkitkan semangat juang para santri dalam mengembangkan potensi yang ada dalam berinovasi. Hal ini disampaikan oleh Katib Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Dr. KH. Nasrullah Afandi, Lc., MA. sebagai salah satu narasumber.
Narasumber berikutnya, Murniati, S.Sos.I., M.S.I., meneruskan, semangat resolusi jihad harus diaktualisasikan di masa modern ini. Jihad bukan bermakna perang mengangkat senjata seperti masa melawan penjajahan, tetapi jihad di sini bermakna memerangi kebodohan dengan cara menimba ilmu di pesantren, sekolah, maupun di perguruan tinggi.
Nur Hidayat, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jepara menambahkan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam pendidikan modern dalam berbagai bidang, “Diharapkan nantinya pesantren melahirkan para sarjana, saudagar, politisi yang santri. Artinya teguh memegang nilai-nilai utama santri,” ujarnya. Ma’sum Abdul Hamid, Ketua HON Jepara menambahkan, kemandirian pesantren harus diwujudkan secara nyata, melalui pemberdayaan potensi santri yang ada, sehingga mampu mendongkrak kemandirian pesantren dalam menghadapi era 5.0 ini.
ua/Unisnu