blank
Kepala Biro Perencanaan, Ida Asep Somara dan Kepala Biro Keuangan, Wisnu Nugroho Dewanto meninjau proses pembangunan Rutan Semarang. Foto: Dok/Kumham

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kepala Biro Perencanaan, Ida Asep Somara dan Kepala Biro Keuangan, Wisnu Nugroho Dewanto meninjau proses pembangunan Rutan Semarang.

Dalam peninjauannya, mereka didampingi Kakanwil Kemenkumham Jateng, A Yuspahruddin, Kepala Divisi Administrasi, Jusman, dan Kepala Divisi Pemasyarakatan, Supriyanto.

Pada kesempatan itu, rombongan meninjau pengerjaan tahap II blok hunian, kantor teknis, tembok keliling, pagar pembatas area serta sarana dan prasarana lingkungan.

Diketahui, pembangunan Rutan Semarang dalam progres pekerjaan telah mencapai 35,67 persen dari 32,99 persen target yang ditentukan, atau surplus 2,68 persen.

Saat ini proyek telah berjalan 59 hari dari 161 hari jangka waktu pelaksanaan. Artinya, masih ada waktu 102 hari kerja untuk menyelesaikan seluruh kontrak pekerjaan.

Dari peninjauan tersebut, Karo Perencanaan memberikan beberapa arahan. Ida Asep menyarankan untuk melakukan proses lelang untuk tahap ke III lebih awal.

“Perencanaan kan sudah selesai. Artinya sudah fix rencana tersebut. Jadi dilelangkan saja lebih awal. Januari 2023 sudah bisa running. Sudah bisa dikerjakan. Jadi tidak harus menunggu sampai pertengahan tahun atau akhir tahun,” ungkapnya, Sabtu (10/9/2022).

“Jika cepat selesai, bisa cepat dioperasikan. Bisa digunakan segera,” imbuhnya.

Ida Asep mendorong agar pembangunan pagar pembatas bisa dimodifikasi dengan anggaran yang lebih murah. Dia melihat, anggaran yang saat ini digunakan untuk pagar pembatas cenderung lebih besar dari bangunan utama.

Dia juga menyoroti ketinggian pondasi pagar keliling yang lebih rendah dari ketinggian tanah sekitar. Selain itu dia mengingatkan untuk melakukan pemaksimalan pekerjaan sebelum musim penghujan tiba.

Sementara, Karo Keuangan mengatakan agar tidak terpaku pada surplus progres saat ini. Menurut Wisnu, angka itu masih terlalu kecil dan risiko keterlambatan pekerjaan, karena banyak faktor yang masih sangat mungkin terjadi.

Ning Suparningsih