blank
Wagub Jateng Taj Yasin berdialog dengan Sekda Jateng Sumarno usai rapat dengan SKPD di Kantor Gubernur Jateng, Kamis (8/9/2022).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kasus baru HIV/AIDS di Jawa Tengah pada periode triwulan II tahun 2022, yang tercatat oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan angka 2.032 penderita.

Angka ini adalah kasus yang ditemukan dan stigma negatif yang diberikan masyarakat kepada penderita HIV/AID, membuat penderita banyak yang enggan membuka status kesehatannya.

Padahal, menurut Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, keterbukaan sangat dibutuhkan agar mereka cepat mendapatkan akses pengobatan.

Ketika penderita HIV/ AIDS mau rutin berobat, meski tidak sembuh, kekebalannya akan lebih baik.

“Karena dengan sebanyak data yang masuk ke kita, kita akan mengetahui. Karena kita tahu sendiri bahwa ketika kita bertemu dengan para penyintas HIV/AIDS ini, mereka mau terbuka saja, sudah nilai plus bagi kita. Karena apa? mereka bisa diobati, bisa dicegah. Jadi ketika mereka mau minum obat setiap hari, rutin, istiqomah minumnya, aman-aman saja,” tutur Taj Yasin usai rapat di Kantor Gubernur Jateng, Kamis (8/9/2022).

Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Jateng itu menilai, penderita HIV/ AIDS punya hak untuk hidup normal, layaknya orang sehat, mereka bisa berkeluarga dan punya keturunan.

Penderita HIV/AIDS yang menerapkan pola hidup sehat dan rutin berobat, berpeluang tidak menularkan penyakitnya kepada keturunannya.

“Kalau semakin kita menemukan semakin banyak, semakin mudah untuk penanganan. Tetapi memang kita harus pantau pergerakan mereka kemana saja. Ini yang harus kita pantau saat ini. Monggo sareng-sarenglah, kalau memang ada masyarakat yang terpapar HIV/AIDS, tolong ngomong saja. Biar nanti bisa diobati, atau paling tidak bisa dikendalikan HIV/AIDS-nya,” imbuhnya.

Wagub menambahkan, penyakit HIV/AIDS erat kaitannya dengan perilaku masyarakat. Maka, sebagai upaya preventif, harus dilakukan kampanye masif di banyak tempat, seperti di sekolah-sekolah atau di tempat ibadah.

Kata dia, saat pertemuan KPA se-Jateng di Surakarta beberapa waktu lalu, muncul banyak masukan dari KPa Kabupaten/kota. Salah satunya, pendampingan pra nikah bagi calon pengantin di Kabupaten Pati. Ternyata, lanjutnya, ditemukan 10 pasang calon pengantin yang terpapar HIV/AIDS.

“Artinya apa? Itu dimulai dari bawah, sehingga memang kita harus menyadarkan kepada masyarakat untuk berperilaku hidup yang baik, meninggalkan narkoba, seks bebas, dan seterusnya. Ini kita jaga betul. Kita kampanyekan di sekolah-sekolah, di masyarakat, di (tempat) apa saja,” paparnya.

Hery Priyono/mh