SEMARANG (SUARABARU.ID)– Jaringan lembaga yang tergabung dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), diharapkan mampu mengakomodasi beragam kalangan, agar bisa ikut berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi penerus bangsa.
”Bila dimungkinkan, beragam kalangan bisa juga ikut berpartisipasi dalam sejumlah program yang digagas KUPI. Sehingga upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan bisa lebih luas lagi,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, saat menerima panitia KUPI II di ruang kerjanya, di Gedung DPR/MPR, Selasa (30/8/2022).
Menurut dia, KUPI yang diinisiasi lima organisasi seperti Alimat, Rahima, Fahmina, Gusdurian, dan Aman Indonesia, berpotensi mengkaji banyak hal dengan beragam cara pandang, yang mengandung nilai-nilai kebangsaan.
BACA JUGA: Gelar Temu Usaha Perusahaan Besar dan UMKM untuk Ekonomi Jepara Bangkit
Apalagi, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, sejumlah organisasi itu memiliki keanggotaan dengan beragam latar belakang seperti akademisi, pesantren dan aktivis.
Dia juga berharap, keanggotaan KUPI juga mengakomodasi beragam latar belakang politik, sehingga mampu mendorong gerakan-gerakan kebangsaan lintas partai.
Menurut anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem ini, dengan keberagaman latar belakang dan pemikiran itu, diharapkan KUPI mampu merealisasikan eksistensi ulama perempuan Indonesia.
BACA JUGA: Setelah 11 Hari Hilang, Dua Nelayan Jepara Ditemukan Selamat di Bekasi
”Penyelenggaraan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II, November 2022 mendatang, dengan tema ‘Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan’, merupakan momentum untuk meneguhkan peran pemikir perempuan, agar aktif dalam proses pembangunan,” ujar Rerie.
Kehadiran gerakan yang diinisiasi KUPI itu, tegasnya, sangat diharapkan mampu mengakselerasi upaya menanamkan sejumlah nilai-nilai terkait isu kesetaraan gender dan kebangsaan, yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan di masa datang.
Riyan