MAGELANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengajak Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Persatuan Bangsa Indonesia (FPBI), dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) untuk menyampaikan keluhan, saran dan masukan kepada Pemkot Kota Magelang.
‘’FKUB ini forum yang dibentuk pemerintah. FKUB bisa berjalan baik salah satunya karena dukungan pemerintah, dukungan diwujudkan dengan memasukkan dalam RPJMD. Inilah salah satu faktor Kota Magelang menjadi Kota Toleran di Indonesia,’’ ungkap Aziz pada acara Ngobrol Pintar (Ngopi) bareng Wali Kota, di Pendapa Pengabdian, Jumat (12/8).
Dirinya melihat Kota Magelang sudah kondusif, bahkan tidak ada gesekan-gesekan berarti. Namun demikian, bukan berarti gesekan kecil di masyarakat tidak ada sama sekali. Dalam kondisi demikian, peran pemerintah dibantu elemen masyarakat seperti FKUB, FPBI dan FKDM ini sangat dibutuhkan.
Dokter spesialis penyakit dalam itu juga mengapresiasi kinerja FKUB. Meskipun fasilitas yang disediakan belum memadai, namun para pengurusnya tetap semangat bekerja menjaga toleransi di Kota Magelang.
‘’Kota Magelang harus dibangun dengan prasangka baik. Kita bersama membangun kota dan menyatukan semua komponen,” imbuhnya.
Beberapa masukan dari peserta Ngopi Bareng, di antaranya dari Ketua FKUB Ismudiono. Dia melaporkan kegiatan sosialisasi dan moderasi terkait toleransi telah dilaksanakan di 3 Kecamatan se Kota Magelang. Tanggapan masyarakat sangat antusias dan positif, ada yang menanyakan bagaimana tata cara pendirian rumah ibadah.
‘’Kita memberikan contoh bagaimana bergaul melaksanakan moderasi beragama. Moderasi ini merupakan inti dari pengamalan Pancasila yaitu saling toleran, tenggang rasa dan menghormati,’’ kata Ismudiono.
Muhammad Asa’at Purba dari FPBI memberikan masukan agar Pemkot mengadakan pertemuan mengundang anak-anak muda di Kota Magelang dengan berbagai latar belakang suku yang dikemas dalam kemah nusantara.
‘’Ini untuk menanamkan kepada mereka, meskipun kita berbeda namun kita bersaudara. Ini penting karena menjelang 2024 adanya Pemilu, walau berbeda pilihan jangan ada perpecahan,’’ tegas Purba.
Wakil Wali Kota Magelang, M Mansyur menandaskan, pemerintah sedang gencar membuka kran komunikasi dengan wadah Ngopi Bareng.
Mansyur berharap dengan dikenalnya Kota Magelang sebagai kota religi, masyarakatnya ikut serta membina umat dan masyarakat. Hal ini sudah tercermin melalui pencanangan Kampung Religi, yang membuat masyarakat menjadi sadar dan mempunyai alat pengendalian diri untuk malu berbuat yang tidak pantas seperti mabuk, zina dan tindakan tercela lainnya.
‘’InsyaAllah semua kampung di Kota Magelang sejumlah 131 akan dideklarasikan sebagai Kampung Religi. Setelah itu, bersama-sama menjadi masyarakat yang iman dan taqwa, pengetahuan agamanya luas dan luwes, kerukunan beragama semakin kenceng, tambah berakhlakul karimah, dan peran serta warga dalam pembangunan semakin meningkat,’’ harap Mansyur. (pemkotmgl)