SEMARANG (SUARABARU.ID) – Masjid Agung Jawa Tengah sebagai penanggung jawab Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) Dakwah Islam (Dais) di frekuensi 107.9 FM, merespons tantangan yang dihadapi di era broadcasting digital saat ini.
Langkah yang ditempuh, mengembangkan Radio Dais baik dari sisi sisi kelembagaan, sumber daya manusia hingga program siaran guna memenuhi tuntutan pendengar yang jumlahnya semakin banyak dan semakin dinamis.
”Terobosan yang kami tempuh, antara lain menjalin kerja sama relay siaran bersama, memaksimalkan siaran streaming melalui di link youtube agar mendunia serta meningkatkan kompetensi penyiar melalui pelatihan agar lebih profesional dalam bersiaran, termasuk mempertajam siaran on air dialog interaktif kajian Kitab Kuning,” kata Sekretaris Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah, Drs KH Muhyiddin M.Ag didampingi Koordinator Pengembangan Radio Dais FM, H Isdiyanto, SIP kepada Wartawan, Kamis (30/6/2022).
Muhyidin mengurai, dari aspek kelembagaan, MAJT telah menggandeng Unwahas, pemilik Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) PT Radio Kharisma Insan Dinamik Semarang, dengan nama udara Radio Gaul, di frekuensi 87.8 FM Semarang. Kerja sama yang disepakati berupa relay siaran bersama, yang penandatanganan kerja sama akan dilaksanakan Sabtu, 16 Juli 2022 pagi di Kampus Unwahas.
Menurut rencana, penandatanganan dilaksanakan antara Ketua Yayasan Wahid Hasyim, Prof Dr KH Noor Achmad, MA dengan pimpinan PP MAJT, Prof Dr Ir H Edi Noersasongko, M.Kom.
Selanjutnya, sore harinya, keduanya akan menjadi narasumber dalam dialog interaktif yang disiarkan kedua radio bertema ”Urgensi Pendekatan Kitab Kuning untuk Optimalkan Dakwah Wasathiyah melalui Radio”.
Disinggung rencana pelatihan penyiar, Kiai Muhyiddin menjelaskan, akan dilaksanakan Sabtu, 2 Juli 2022, pagi hingga sore, di Ruang Rapat Khusus MAJT, jumlah peserta 15 orang.
Adapun narasumber terdiri atas Wakil Ketua PP MAJT, KH Hanief Ismail, Lc, topik, Radio Dais, Pengemban Dakwah Wasathiyah Masjid Agung Jawa Tengah. Kemudian Heri Pamungkas, M.Ikom, Direktur Operasional TVKU sekaligus Dosen Komunikasi Udinus, menyampaikan topik, : Kiat dan Teknik Penyiar dalam Berkomunikasi dengan Narasumber dan Pendengar dan Choirul Ulil Albab, M.Ikom, Presenter TVRI Jawa Tengah sekaligus Dosen Komunikasi Udinus dengan topik ”Kiat dan Teknik Penyiar dalam Mengembangkan Materi Wawancara”.
Koordinator Pengembangan Radio Dais MAJT, H Isdiyanto Isman menambahkan, kajian kitab kuning merupakan program siaran andalan Radio Dais.
Bahkan menjadi cirikhas Radio Dais yang sangat populer di kalangan pendengar. Siaran, bab kitab kuning ini belum dijumpai di radio lain. Karena sebagai maskot, maka penyiar harus mampu mengembangkan materi secara baik. Kitab kuning yang selama ini dikenal akrab di lingkungan pesantren.
Kitab ini termasuk sulit dipelajari oleh awam, apalagi hanya sekedar didengar. Maka di Radio Dais harus menjadi kajian yang mudah dipahami pendengar.
”Oleh karena itu memerlukan kemampuan prima dari penyiar yang berfungsi sebagai presenter.
Apalagi narasumbernya para ulama yang menguasai berbagai kitab kuning, seperti Kiai Dzikron Abdullah, Pengasuh Pesantren Addanuriyah, Sendangguwo, Semarang, Kiai Hadlor Ikhsan, Pengasuh Pesantren Al-Islah, Mangkang Kulon, Semarang, juga Kiai Harus Shodaqoh, Pengasuh Pesantren Al-Itqon, Bugen, Semarang dan lainnya,” tuturnya.
”Dalam upaya meningkatkan kualitas program siaran Dialog Interaktif Kajian Kitab Kuning, PP MAJT memandang urgen dilakukan pelatihan bagi para penyiar Radio Dais agar lebih profesional dalam memandu program siaran tersebut,” tambahnya.
Muhaimin