blank

BLORA (SUARABARU.ID): Terdapat dua pesan penting dari Presiden  Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Rabu, 5 Januari 2022 lalu yang patut dikawal implementasinya. Pertama, Bendungan Randugunting , harus dapat menjadikan ketahanan dan kemandirian pangan menjadi makin baik.

Kedua, Bendungan Randugunting harus memiliki fungsi konservasi dan pariwisata.

Dari pesan orang nomor satu di Republik Indonesia ini, terkandung harapan besar, bila keberadaan waduk atau bendungan, termasuk yang ada di Blora harus bisa mensejahterakan masyarakat.

Baik dari sisi pemanfaatan air, untuk sektor pertanian dan perikanan maupun konservasinya untuk penyelamatan alam, lingkungan dan  pariwisata. Harapan Presiden itu, tentu bukan hanya untuk waduk atau bendungan baru seperti Randugunting, tapi juga untuk waduk-waduk yang lain.

Pemanfaatan Waduk Greneng

Maka ketika ada waduk atau bendungan, termasuk yang ada di Blora ini, belum banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, tentu pantas dipertanyakan.

Seperti keberadaan Bendungan atau Waduk Greneng, yang berada di wilayah Kecamatan Tunjungan Blora.

Waduk dengan luas kurang lebih 64 hektar yang dibangun tahun 1919, konon hingga kini belum mampu memberi kontribusi yang maksimal, kepada masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Blora secara luas.

Adanya keluhan dari para petani yang  masih kerap kesulitan mendapat air saat memasuki musim tanam, juga pemanfataan aset lain untuk pengembangan pariwisata atau pemberdayaan ekonomi, seperti  akan jadi deret panjang ‘potret’ buram Waduk Greneng.

Untuk itu, Forum Pemred Media Blora, wadah ajang curah pikir para wartawan senior di Blora, yang menangkap kegalauan dari stake holder waduk peninggalan jaman Belanda itu, untuk ikut mencarikan jalan solusinya.

Event Lomba Mancing

Bersamaan dengan event yang digelar Lomba Mancing “GRENENG CUP” bekerjasama dengan Dinporabudpar Kab. Blora, Minggu 26 Juni 2022 di Pemancingan Go Green, Greneng, Tunjungan, juga diadakan dialog (Podcast) “Membedah Potensi Menumbuhkan Kreasi dari Waduk Greneng”.

Akan tampil di acara dialog langusung itu Bupati Blora H. Arief Rohman, SIP.MSi, Wakil Ketua DPRD Blora Siswanto, SPd, MH, Kepala BWWS Pemali Juana M. Adek Rizaldi, ST.MTech, anggota DPR RI, Ketua Heri Agung ST, Ketua APDESI Blora dan perwakilan kelompok tani Kecamatan Tunjungan.

Hary Subiyantoro, Ketua Forum Pemred Media Blora, yang juga Ketua Panitia Lomba Mancing dan Dialog Membeah Potensi Waduk Greneng mengatakan Waduk Greneng, dengan luas daerah tangkapan 4,99 KM2 itu dapat dimanfatkan untuk mengalirkan irigasi seluas 251 ha.

Dengan kondisi ini membuat Waduk Greneng menjadi pilar penyangga kebutuhan air pertanian bagi masyarakat Blora yang tinggal di Kecamatan Tunjungan. Selain potensi air untuk pertanian, Waduk Greneng juga menyimpan potensi besar lain  yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik.

Dialog Forum Pemred

Namun demikian, potensi besar dari Waduk Greneng itu  ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal, untuk memberikan out put kesejahteraan masyarakat sekitar. Berbagai persoalan masih muncul, mulai dari carut marut tata kelola penyaluran air irigasi bagi petani, maupun belum maksimalnya pengelolaan Waduk Greneng pada sektor pariwisata.

“Maka dengan melihat hal itu, kami Forum Pemimpin Redaksi (Forum Pemred) Media di Blora bermaksud menyelenggarakan dialog dengan tema “Mengelola Waduk Greneng, Mengalirkan Kesejahteraan” terang Pemimpin Redaksi Majalah Edukasi.

Melalui dialog dari pihak-pihak yang berkompeten terhadap keberadaan Waduk Greneng, bisa memahami arti dan manfaat waduk untuk kesejahteraan masyarakat.

“Disamping itu juga bertujuan untuk Optimalisasi Manfaat Waduk Greneng sebagai pemasok air bagi Petani untuk dan sektor Pariwisata” papar Hary.

Bazaar Produk UMKM

Selain itu, juga akan digelar Bazaar produk – produk UMKM dari Tim Penggerak PKK Desa se Kecamatan Tunjungan, DPC Barisan Wirausaha Muda Indonesia (BMWI) Kabupaten Blora dan produk UMKM binaan Pertamina EP Cepu, dan Wings Group Area Blora – Grobogan.

Hal itu juga diungkapkan oleh Abas A. Darsono Pembina Forum Pemred Media Blora, bahwa kegiatan tersebut tidak hanya sekedar memberi fasilitas penghobby mancing atau mancing mania, sekaligus sebagai sarana bedah potensi dan peluang ekonomi yang harus digali melalui dialog dan Bazaar produk lokal.

“Jadi ini bukan lomba mancing biasa, agar lebih hidup dan bisa menghasilkan rekomendasi kebijakan yang menguntungkan bagi masyarakat, kami gelar dialog interaktif yang disiarkan secara live, juga berupaya memasarkan produk – produk unggulan warga Blora,” tandas Pemimipin Umum Koran Diva, media cetak senior di Blora.

Tio