blank
Para petugas dari Dishub Wonogiri mempersiapkan fasilitas rambu penutupan jalan dan pengalihan arus lalu lintas, dalam menyambut dihidupkannya kembali event CFD.(Dok.Dishub Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Setelah berhenti selama dua tahun, event mingguan Car Free Day (CFD) di Kota Wonogiri, rencananya akan dibuka kembali. Pembukaan kembali akan berlangsung Minggu (26/6) lusa.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri, Waluyo, Jumat (24/6), mengatakan, event CFD Kota Wonogiri akan dibuka kembali sebagaimana dulu berlangsung saat sebelum ada pandemi Covid-19.

Kata Waluyo, ruas jalan yang akan ditutup dalam upaya membebaskan dari segala kendaraan bermotor untuk CFD, adalah Jalan Ir Soekarno dari perempatan Bangjo (Traffic Light) Ponten ke arah timur sampai barat Jembatan Jurang Gempal. ”Penutupan mulai Pukul 05.00 sampai Pukul 09.00,” tegas Waluyo.

Berkaitan itu, Dishub berkoordinasi dengan jajaran Satlantas Polres Wonogiri, akan melakukan rekayasa pengalihan arus lalu lintas. ”Kami bersama teman-teman telah menyiapkan sejumlah rambu untuk penutupan ruas jalan dan pengalihan arus,” jelas Waluyo.

Tepat di Bangjo Ponten, akan dipasangi rambu penutupan jalan yang mengarah ke timur. Arus lalu lintas dari Jalan A Yani, tidak diperbolehkan belok ke kiri (timur). Sementara arus lalu lintas dari arah timur (Ponorogo dan Pacitan), dibelokkan ke kiri setelah Jembatan Juranggempal.

Dari timur SMA Negeri 1 Wonogiri, diarahkan menyusuri ruas Jalan Murtipranoto-Kedungringin-Bangjo Gudangseng. Arus lalu lintas dari Solo, diarahkan menyusuri ruas Jalan Brigjen Katamso atau mengambil arah lurus ke timur dari Bangjo Klampisa. Yakni melewati Wonokarto, Alas Ketu dan tembus ke Jalan Salak V, tanpa harus masuk ke dalam Kota Wonogiri.

Sejarah CFD

Hari bebas kendaraan bermotor atau CFD di Kota Wonogiri juga disebut sebagai event Car Free Sunday (CFS). Di lokasi bebas kendaraan bermotor ini, banyak dijajakan aneka jajanan dan dipadati lapak PKL yang berjualan aneka komoditas. Juga disajikan demo senam sehat bersama, dan tenda-tenda promo aneka produk.

blank
Ini skema manajemen rekayasa arus lalulintas berkaitan dengan dihidupkannya lagi event CFD di Kota Wonogiri, Minggu (26/6) lusa.(Dok.Dishub Wonogiri)

Dalam sejarahnya, CFD pertama kali diadakan pada Tanggal 25 November 1956. Belanda, menjadi negara pertama yang menggagasnya, dalam upaya kampanye untuk mengurangi polusi dan pencemaran udara karena kendaraan bermotor.

Selang setahun kemudian, yakni Tahun 1957 disusul oleh Belgia yang juga mengadakan hari khusus bebas kendaraan bermotor pada hari Minggu.

CFD pertama kalinya di Indonesia digelar pada Tahun 2001. Saat itu, dilakukan penutupan Jalan Imam Bonjol, Jakarta, untuk memperingati Hari Bumi. Di tahun berikutnya, tepatnya pada 22 September 2002, sejumlah aktivis peduli lingkungan yang dimotori oleh Alfred Sitorus mengusulkan diadakannya Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB).

Di Wonogiri, CFD atau CFS dicetuskan semasa kepemimpinan Bupati Danar Rahmanto (menjabat Tahun 2010-2015). Awalnya di ruas Jalan Protokol (Jalan Jenderal Sudirman) Kota Wonogiri. Memanjang dari perempatan Gudangseng sampai ke Ponten.

Tapi dalam perkembangannya, kemudian dialihkan ke ruas Jalan Ir Soekarno (dulu Jalan Pemuda), start dari Ponten sampai ke barat Jembatan Juranggempal dengan melewati ruas jalan di utara Gedung DPRD Wonogiri.

Bambang Pur