blank
Seorang petugas tengah membersihkan kandang hewan kurban, guna mengantisipasi munculnya PMK. Foto: humas

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengimbau pada warga, untuk tidak khawatir, terkait ketersediaan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha, 9 Juli mendatang.

Data Disnakkeswan Jateng, provinsi ini surplus 26.620 ekor, dari potensi hewan kurban yang mencapai 399.302 ekor. Sedangkan kebutuhan kurban 372.682 ekor.

blank
Agus Wariyanto (Kadisnakkeswan Jateng). Foto: humas

Hal ini ditegaskan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto. Dia menyampaikan, pihaknya terus melakukan penyehatan kembali hewan ternak yang terindikasi PMK.

BACA JUGA: Kearifan Lokal Modal Dasar untuk Hidup di Era Globalisasi

Berdasar data Disnakkeswan Jateng pada Rabu (22/6/2022), hewan ternak yang terduga mengalami gejala Penyakit Mulut Kuku (PMK) sejumlah 23.487 ekor. Sebanyak 300 di antaranya dinyatakan positif PMK, melalui uji medis.

Dari jumlah ternak terduga PMK, sebanyak 20.254 ekor mendapatkan pengobatan. Dari prosedur itu, 4.949 ekor dinyatakan membaik, sisa kasus 18.163, dipotong 259 ekor dan mati 116 ekor.

”Berdasarkan Fatwa MUI, ada dua jenis sapi yang terkena PMK, yang berat dan yang ringan. Kalau yang ringan masih bisa dijadikan hewan kurban dan sah. Nah kalau yang berat sampai lumpuh, kukunya copot, itu tidak bisa,” jelas Agus.

BACA JUGA: Pengembangan Pariwisata Harus Libatkan Masyarakat Lokal

Terkait penutupan sejumlah pasar hewan, dia menyebut, hal itu menjadi kewenangan pemkab ataupun pemkot. Agus menggarisbawahi, penutupan pasar hewan menjadi upaya mencegah penyebaran transmisi PMK. Akan tetapi, hal itu harus diikuti dengan penjagaan lalu lintas hewan ternak.

”Untuk jumlah hewan kurban masih cukup. Sesuai data, kita surplus sekitar 26 ribu lebih hewan kurban, dari kebutuhan sekitar 370 ribu lebih. Ketersediaan saat ini ada sekitar 400 ribu,” pungkasnya.

Riyan