Mengurangi Dampak Kekeringan dan Banjir
Dengan lahirnya teknologi pipa resapan air horizontal tersebut, harapannya mampu mengurangi kekeringan dan banjir di Kota Semarang yang selama ini menyebabkan masyarakat merasa kurang nyaman.
“Jadi harapannya dengan adanya pipa resapan air horizontal ini, permasalahan banjir di Kota Semarang menjadi terkurangi dan kekeringan juga terkurangi,” jelas Rektor USM Dr Supari, ST, MT usai peresmian.
Dampak kekeringan dapat terkurangi, lanjutnya, dapat disumbang melalui sistem pengolahan pipa resapan horizontal dengan menyerap air hujan yang dimasukkan ke dalam tanah, sehingga air yang menyebabkan banjir berkurang dan sumber air tanah makin nambah.
“Jika sebelumnya mungkin, masyarakat mengalami kekeringan selama 1 bulan dalam satu tahun, dengan sistem pipa resapan ini harapannya dapat terkurangi hanya mengalami kekeringan selama 1 Minggu dan itu sangat membantu masyarakat,” ungkap rektor USM periode 2021-2025 ini.
Sedang untuk kelebihan teknologi pipa resapannya sendiri, Rektor Supari menyampaikan, memiliki kapasitas sebanyak 20 kali resapan lebih besar dibanding dengan sumur resapan lain atau metode lain yang sudah pernah ada, sehingga mampu mengurangi aliran air di atas tanah yang menyebabkan banjir
“Efektifitasnya dapat menyerap air 20 kali lebih besar. Mengurangi aliran air di atas tanah yang menyebabkan banjir dan menyuntikkan air ke tanahnya 20 kali lebih besar. Sehingga dapat meningkatkan cadangan air tanah untuk mengurangi kekeringan,” paparnya.
Dari 90 titik penanaman pipa resapan tersebut, dibagi sebanyak 45 titik di Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik dan 45 titik di kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
“Kami juga masih punya banyak penelitian yang natinyabakan dikoordinasikan dengan Pemerintah Kota Semarang. Kami ada di Semarang maka Kami akan tumbuh bareng dengan masyarakat Semarang,” pungkasnya.
Absa