blank
Jenazah Buya Syafii Maarif sedang disiapkan untuk dishalatkan oleh para pelayat. Foto: humas

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Rakyat Indonesia baru saja kehilangan Bapak Bangsa, yang sangat gigih memperjuangkan masa depan Indonesia. Dia berjuang lewat penanaman nilai-nilai nasionalisme dan moral warisan para pendiri bangsa, kepada generasi penerus.

”Duka cita yang sangat mendalam saya sampaikan atas wafatnya Buya Syafii Maarif, yang semasa hidupnya, setiap ucapannya, seringkali membakar rasa nasionalisme kita,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya mengungkapkan rasa dukanya, saat mendengar kabar Buya Syafii Ma’arif meninggal dunia di Yogyakarta, Jumat (27/5/2022) pagi.

Semangat membangun nasionalisme bangsa dari almarhum, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, terlihat saat menyampaikan Orasi Kebangsaan di kampus Universitas Gajah Mada, pada 1 Juni 2015 silam.

BACA JUGA: Bangun Sinergitas antara Kodim 0719/Jepara dengan Pemerintah Kabupaten Jepara

blank
Lestari Moerdijat. Foto: lmc

”Proses pembentukan nasionalisme kebangsaan Indonesia belum usai. Nasionalisme yang berkembang saat ini, bukan lagi untuk melawan kolonialisme. Namun melawan kekuatan asing dan domestik, yang bisa menghambat tujuan pembangunan di era kemerdekaan,” ungkap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif saat itu.

Namun nasionalisme yang semula tajam di masa merebut kemerdekaan, tegas Buya, kini berangsur-angsur tumpul, bersamaan dengan lumpuhnya hati nurani dan akal sehat sebagian elite bangsa.

Atas pidatonya itu, Rerie berpendapat, di saat ini Ibu Pertiwi membutuhkan Buya-Buya Syafii muda, untuk terus menghidupkan semangat nasionalisme dan moral generasi penerus, agar mampu menjawab tantangan zaman.

Konsolidasi kebangsaan Indonesia, ujar anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, harus membentuk anak bangsa agar menjawab tantangan masa depan dengan kepala tegak, dan kepercayaan diri yang tinggi, sebagai warga negara yang merdeka.

Riyan