Salah satu jamaah yakni Sri mengungkapkan bahwa kondisi tersebut lantaran banyaknya warga yang pulang kampung dari perantauan.

Selain itu juga, di Dusun Sumurgung hanya terdapat satu masjid saja. “Di sini hanya ada satu masjid, terus juga kan banyak yang pulang kampung orang-orang yang kerja di luar kota,”jelas Sri.

Warga lain yakni Devi, seorang perantau yang mudik dari Jakarta pada lebaran ini juga menyatakan bahwa banyak warga yang mudik khususnya para pemuda.

“Banyak pemudik warga sini, terutama para pemuda yang kerja di luar kota seperti saya,”kata Devi saat usai shalat Id.

Dari keterangan para warga, ternyata pada tiap tahun setisp Lebaran tiba, mereka sering menggelar tikar di jalan saat melaksanakan shalat Idul Fitri karena banyaknya jamaah.

Namun, pada Hari Raya Idul Fitri Tahun 1443 Hijriyah ini yang paling membeludak dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, tahun ini pemerintah baru mengizinkan mudik lebaran setelah dua tahun dilarang karena adanya covid-19.

Tidak hanya menggelar tikar di jalan saja. Terlihat juga, para warga juga menggelar tikar di depan rumah warga sekitar masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri ini.

Saat melaksanakan shalat, sebagian warga tetap melaksanakan prokes dengan mengenakan masker. Tapi ada juga warga yang tidak mengenakan masker tersebut.

Tya Wiedya