blank
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala OJK Regional 3 Jateng & DIY, Aman Santoso, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, dan Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno saat secara simbolis meresmikan kantor cabang Bank Jateng di Mungkid, Kabupaten Magelang, Rabu (16/3/2022).

MAGELANG (SUARABARU.ID) : – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) meresmikan pembukaan Kantor Cabang Mungkid, Kabupaten Magelang.

Peresmian dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bersama Kepala OJK Regional 3 Jateng & DIY, Aman Santoso, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra, dan Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno.

Seremoni pembukaan ditandai dengan penekanan tombol sirine dan pembukaan kain selubung Kantor Cabang Mungkid pada Rabu (16/3/2022) siang.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menegaskan agar keberadaan Kantor Cabang Mungkid Magelang dapat menjadi katalisator perekonomian daerah, khususnya di Kabupaten Magelang.

“Kabupaten Magelang dengan luasan wilayah 1.085 km2 dan populasi hingga 1.3 juta penduduk, memiliki potensi perekonomian yang cukup besar, khususnya di sektor pariwisata, industri, dan pertanian “ ujar Ganjar.

Keberadaan Candi Borobudur sebagai warisan dunia memiliki peluang sangat besar untuk pengembangan sektor pariwisata melalui pemanfaatan potensi budaya, khususnya seni rupa, kuliner, dan pertunjukan seni tradisional.

Bersamaan dengan peresmian Kantor Cabang Mungkid tersebut, Gubernur Jawa Tengah juga melantik Aris Setiyawan sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko dan Wiweko Probojakti sebagai Direktur IT, Konsumer dan Jaringan Bank Jateng.

Berbeda dengan pelantikan sebelumnya, pelantikan Direksi kali ini dilakukan di kantor cabang, yang diharapkan agar Direksi baru dapat segera beradaptasi dan bekerja keras untuk membawa kemajuan Bank Jateng.

“Kelengkapan susunan Direksi Bank Jateng harus dapat meningkatkan pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) untuk terus tumbuh berkembang dan sehat” tegasnya.

Di sisi lain, beberapa kepala daerah yang ada di Karesidenan Kedu, juga diundang untuk menghadiri acara tersebut. Tidak hanya menyaksikan peresmian kantor baru Bank Jateng saja. Melainkan juga mendapatkan bantuan hibah masing-masing sebesar Rp 1 miliar.

Menurut Ganjar, pemerintah daerah diberi kebebasan untuk mengelola uang Rp 1 miliar yang diberikan oleh Bank Jateng. Namun pihaknya berharap uang tersebut bisa digunakan untuk stimulus UMKM.

“Uang itu bisa digunakan untuk membuat lapangan kerja baru di daerah masing-masing. Sehingga masyarakat luas bisa menerima manfaatnya,” terangnya.

Di lain pihak, Walikota Magelang, dr. Nur Aziz, mengatakan dana pembinaan yang diberikan oleh Bank Jateng akan dikelola oleh Dinas Sosial dan Dinas Perdagangan.

“Itu nanti kami gunakan untuk UMKM, tapi penyalurannya melalui Dinas Sosial dan Disperindag. Tentunya kami berharap bisa memberikan manfaat yang luar biasa, usai ekonomi kita terpuruk akibat pandemi,” tambahnya.

Tak berbeda jauh dengan pernyataan Walikota Magelang, Bupati Magelang, Zainal Arifin, juga akan memanfaatkan dana pembinaan yang diberikan oleh Bank Jateng untuk stimulus pertumbuhan ekonomi.

“Saat ini banyak masyarakat yang kurang beruntung kondisinya. Maka akan kami bantu melalui dana yang sudah diberikan kepada kami. Harapannya, stimulus ini bisa memperbaiki pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Magelang,” tutupnya.

Menurut Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno, pembukaan kantor cabang baru akan membuat Bank Jateng semakin ekspansif dalam menggali potensi bisnis di daerah Kabupaten Magelang dan sekitarnya.

“Dengan pembukaan Kantor Cabang Mungkid ini akan mendekatkan pelayanan, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Magelang, yang selama ini dilayani oleh Cabang Koordinator Magelang,” ujarnya.

Kantor Cabang Mungkid merupakan kantor cabang ke-43 yang dimiliki Bank Jateng. Saat ini, untuk layanan Bank Jateng didukung pula dengan 140 cabang pembantu, 190 kantor kas, 44 mobil kas keliling, 233 payment point, 1.008 mesin ATM, 2.930 agen laku pandai (DUTA), yang tersebar di wilayah Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Yogyakarta.

Sejalan dengan pengembangan layanan digital, Bank Jateng juga telah melakukan berbagai inovasi layanan digital. Bank Jateng mengembangkan layanan electronic data capture (EDC) dan digital lounge yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi secara mandiri.

Seperti cetak buku atau rekening koran (self service passbook printer), setor dan tarik tunai (cash recycle machines), dan layanan teller (self service teller cash recycler).

“Kantor Cabang Mungkid ini telah dilengkapi dengan digital space yang menyediakan layanan cetak buku dan teller digital, yang memudahkan nasabah dalam melakukan transaksinya” tegasnya.

Bank Jateng juga telah memiliki layanan untuk pembayaran Pajak Daerah dan Pajak Bumi Bangunan (PBB) melalui Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dan transaksi melalui marketplace, seperti: Gopay, OVO, Bukalapak, Tokopedia, Shopee dan lainnya.

Di sisi lain, meski dalam kondisi pandemi dan perekonomian yang sepenuhnya pulih, sepanjang tahun 2021 indikator keuangan Bank Jateng menunjukkan pertumbuhan.

Total Aset Bank Jateng tumbuh 9,91 persen menjadi Rp 80,35 triliun, yang didukung dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga 10,80 persen menjadi Rp 65,35 triliun.

Kegiatan penyaluran kredit juga tumbuh 2,78 persen menjadi Rp 52,53 triliun. Khusus untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Jateng telah menyalurkan KUR hingga Rp 4,51 triliun atau tumbuh 70,45 persen.

“Dengan pertumbuhan bisnis dan pengelolaan perusahaan yang sehat, selama tahun 2021 Bank Jateng mampu membukukan laba usaha hingga Rp 1,74 triliun dan tumbuh 12,81 persen dibanding tahun sebelumnya,” jelasnya.

Pihaknya menambahkan, atas kinerja usaha tahun 2021 Bank Jateng telah pula memberikan dividen kepada Pemerintah Daerah (Pemda) se-Jawa Tengah hingga Rp 856,91 miliar, dan telah disetorkan sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Disamping itu, untuk membantu kegiatan perekonomian di Jawa Tengah, Bank Jateng juga telah menyalurkan dana sosial sebesar Rp 56,68 miliar kepada 36 Pemda, atau minimal Rp 1 miliar untuk setiap Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.

Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, Bank Jateng aktif berperan serta dalam mendorong kegiatan usaha produktif, terutama bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Dukungan bagi pelaku UMKM di Jawa Tengah, telah dilakukan kegiatan UMKM Expo, pelatihan dan pendampingan melalui co-working space, bantuan pemasaran dan lainnya.

Sementara untuk membantu permodalan, pelaku UMKM dapat memanfaatkan berbagai fasilitas kredit, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), KMJ Milenial, Kredit Lapak dan lainnya.

“Fasilitas kredit di Bank Jateng memiliki bunga rendah, cicilan yang ringan dan banyak kemudahan lainnya, untuk mendorong kemajuan ekonomi Jawa Tengah” pungkasnya.

Bank Jateng