SEMARANG – Dosen Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Cirebon Adam Safitri ST MT , berhasil meraih gelar Doktor dari Program Doktor Teknik Sipil Unissula, pada Sabtu (12/3/2022). Pria kelahiran 9 April 1986 ini berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul pengembangan model data livestream kuantitas dan kontinuitas air PDAM berbasis sistem informasi geografis.
Para penguji antara lain Prof Dr Ir S Imam Wahyudi DEA, Dr Ir Soedarsono MSi, Prof Ir Pratikso MST PhD, Prof Dr Ir Antonius MT, Prof Dr Ir Muhammad Mukhlisin MT. Penguji lainnya yaitu Ir Rachmat Mudiyono, MT PhD, dan Ir Moh Faiqun Ni’am MT PhD.
Adam Safitri dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,81. Dia merupakan lulusan ke 7 dari Program Doktor Teknik Sipil Unissula. Penelitiannya yang dilakukan di PDAM Kabupaten Cirebon ini menurutnya, untuk memberikan solusi terkait dengan pengelolaan air agar maksimal. Dalam artian, debet air yang mengalir lancar ke pelanggan dan tidak bocor karena menyebabkan pemborosan. Sehingga hasil penelitiannya ini juga diharapkan bisa diterapkan di semua PDAM.
Menurut Adam safitri dinamika kependudukan mempunyai masalah pengaruh yang sangat penting terhadap ekosistem, termasuk yang terkait dengan ketersediaan air. Ketersedian air bersih terkait erat kaitannya dengan kondisi kependudukan di suatu wilayah.
Untuk bertahan hidup manusia wajib perlu air begitu pula dengan hewan dan binatang. Sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber kehidupan.
Oleh karenanya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) didorong untuk memanfaatkan teknologi yang terkini dalam mengelola aset air minum yang dimilikinya secara efektif dan efesien sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Salah satu teknologi tersebut yakni EPANET 2.0 dapat menjadi alat yang cocok untuk menghubungkan model jaringan perpipaan. Quantum Geography Information System (QGIS) model hidrolika dan parameter simulasi dimuat dalam aplikasi, simulasi dapat diluncurkan melalui suatu tahap pemrosesan.
Model sistem jaringan induk yang sudah dibuat menggunakan aplikasi QGIS lalu dimasukan ke dalam program aplikasi EPANET 2.0. Kemudian masukan data data yang dibutuhkan seperti panjang pipa, elevasi tiap titik, debit tiap sodetan, koefisien kekasaran pipa, serta faktor jam puncak.
Hasil analisis berupa kondisi hidrolika perpipaan, seperti kecepatan pipa dan tekanan pipa tiap titik dapat digunakan sebagai dasar rencana pengembangan