JEPARA (SUARABARU.ID)– Kemandirian ekonomi ummat melalui program Lembaga Amil, Zakat, Infaq, Sodaqoh, Nahdlatul Ulama (Lazisnu) sudah mulai dirasakan oleh masyarakat, khususnya warga Nahdliyin. Salah satu desa di Jepara yang sukses menghimpun dana serta menyalurkannya melalui Lazisnu adalah Desa Ngabul, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.
Melalui Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Desa Ngabul, Lazisnu berkembang pesat hingga mampu membantu warga yang tidak mampu melalui program bantuan kematian, bantuan pendidikan, bantuan pembangunan, bantuan rumah roboh, hingga bantuan sembako bagi dhuafa.
Masykuri, Ketua Lazisnu Ranting NU Ngabul, kepada Suarabaru.id melalui WatsApp menyampaikan, bahwa salah satu warga Desa Ngabul yang bernama Sumiatun mendapatkan bantuan setelah rumahnya roboh diterjang air hujan, “yang rusak bagian blandar tengah dan usuknya,” kata Masykuri
Ia juga menjelaskan, pada Februari 2022, Sumiatun adalah penerima pertama bantuan LzisNU Ngabul untuk rumah roboh warga. “Sebelum menerima bantuan, warga lingkungan sudah gotong royong membantu”, lanjut Masykuri, yang juga salah satu perangkat Desa Ngabul.
Sementara itu, KH. Hisyam Zamroni, tokoh masyarakat Desa Ngabul yang juga pengurus NU Cabang Jepara mengaku bangga atas capaian pengurus Ranting NU Ngabul melalui Lazisnu
“Sebuah kebanggaan yang patut disyukuri, hasil Koin-NU PR. Desa Ngabul Tahunan setiap bulan memberikan laporan secara transparan pendapatan yang dikumpulkan dan diinformasikan kepada para donatur Koin-NU yang berbasis KK di setiap RT. Hasil Koin NU ini kembalinya kepada masyarakat melalui program sosial, pendidikan, pemberdayaan Guru, kesehatan, kebencanaan dll”, terang Kiai Hisyam kepada Suarabaru.id.
“Pada moment berikutnya, PRNU Ngabul akan menjadikan RT yang ada di Desa Ngabul sebagai Pengurus Anak Ranting (PAR). Program NU Mandiri menjadi kekuatan baru yang diawali dari Ranting/desa”, lanjut Kiai Hisyam.
Salah satu program Lazisnu Ngabul di bidang pendidikan 20% utk lembaga ma’arif NU (diambil dari pendapatan Lazisnu). Sasaran masyarakat miskin yang belum tercover oleh program pemerintah. Siswa MA, 2 anak. @500.000 per bulan, Siswa MTs, 3 anak. @500.000 per bulan, Siswa MI, 8 anak. @300.000 per bulan, santri TPQ yatim, 2 anak. @200.000 per bulan.
Ulil Abshor