Itu dimaknai datang ke ibukota untuk menjadi penyuara. Tapi sayangnya ada lirik lagi “Lagumu lagu sendu perjalanan hidupmu ditinggal kekasihmu..”

“Maksudnya kinerja yang dilakukan ternyata tak sesuai yang diharapkan,” kata Darodji.

Karena itu, dia berpesan kepada insan pers untuk menyuarakan kebenaran sehingga kinerjanya profesional dan bisa dipertanggungjawabkan.

blank
Anak-anak yatim juga menbgikuti Qhotmil Quran. Foto: Ist

Pelopor

Di bagian  lain, Ketua PWI Jateng Amir Machmud menyebut, Majelis Tadarus Quran Ashabul Kahfi dibentuk dari ide yang biasa namun memuat misi yang luar biasa. Kegiatan ini menjadi faktor pembeda dengan di sela-sela aktivitas kewartawanan.

”Saya melihat ada semangat yang luar biasa para anggota majelis ini. Bahkan ada anggota yang ingin menyelesaikan dua juz sekaligus. Ketika saya memviralkan  majelis ini ke grup WA PWI Pusat sambutannya luar biasa. Bahkan ada wartawan dari NTB dan Sulawesi Barat yang ingin bergabung,” katanya.

Amir berharap, majelis ini mampu menjadi pelopor kegiatan religius di PWI provinsi lain sebagai upaya membangun jiwa untuk menopang kehidupan raga dalam  menjalankan tugas jurnalistik.

Kegiatan Qhotmil Alquran juga dibarengkan dengan santunan kepada 20 anak yatim yang diwakili tujuh orang karena penerapan protokol kesehatan.

Menandai qhotmil Alquran untuk memperingati HPN, dilakukan potong tumpeng oleh Ketua Panitia Solikun kepada Ketua PWI Jateng Amir Machmud, disaksikan Ketua Umum MUI Jateng Ahmad Darodji dan pengurus majelis.

**-wied