blank
Amir Machmud (kedua dari kiri) bersama Dr Supari (ketiga dari kanan), saat menandatangani kerja sama PWI Jateng dan USM, didampingi Prof Dr Ir Sri Budi Wahjuningsih MP (Wakil Rektor I Bidang Akademik/kedua dari kanan), Dr Titin Winarti SKom MM (Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan/kiri) dan Dr Muhammad Junaidi SHi MH (Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan). Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Rektor Universitas Semarang (USM), Dr Supari ST MT, menyambut baik terlaksananya kegiatan In House Training Praktik Jurnalistik Tim Media Universitas Semarang, yang merupakan hasil kerja sama USM dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah.

Hal itu seperti yang disampaikannya, saat membuka secara resmi kegiatan yang digelar di Ruang Sidang Utama Gedung B Lantai 2, Auditorium Widjatmoko, Kampus USM, Senin (17/1/2022). Dijadwalkan kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari, Senin-Kamis (17-20/1/2022).

Menurut Supari, pelatihan jurnalistik ini yang diikuti 30 peserta ini, dilakukan menindaklanjuti nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), yang telah dilaksanakan pada akhir Desember 2021.

BACA JUGA: Tugu ‘Sa’ di Puncak Gunung Tidar Dikembalikan ke Bentuk Semula

”Dalam pelaksanaan MoU itu, USM bersama PWI Jateng melakukan kerja sama berupa pelatihan penulisan jurnalistik. Para peserta terdiri dari mahasiswa, dosen, UPT dan repoter media Warta USM,” kata Supari dalam sambutannya.

Diharapkannya, hasil dari pelatihan ini bisa bermanfaat bagi peserta secara khusus, dan umumnya untuk pihak Kampus USM.

”Semoga dengan hasil pelatihan ini, akan lahir SDM yang bertalenta. Kini tidak ada lagi hari tanpa berita dari USM,” pinta Supari.

BACA JUGA: Empat Manfaat Air Kelapa Bagi Kesehatan Tubuh

Sementara itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud SH MH, menyebutkan, tidak ada wartawan yang sukses, hanya karena mencari nafkah dibidang ini. Harus ada kemauan dan hasrat dalam dunia jurnalistik.

”Kita harus memasuki dunia jurnalistik dengan hati dan rasa, serta transformasi sikap, sebagai sesuatu yang menggembirakan. Dengan begitu akan lahir karya yang lebih dari sekadar karya formal,” tutur Amir.

Diungkapkan pula olehnya, sebuah tulisan yang dibuat dengan penuh gairah, hasilnya akan berbeda apabila ada tuntutan kondisi kejar target. Menulis atau berkarya itu harus dilakukan sebagai sebuah ungkapan kegembiaraan.

”Tanpa melakukan itu semua, sulit untuk memosisikan diri sebagai orang yang mampu melahirkan karya-karya hebat,” tukas dia.

Tim SB