blank
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) dan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka (kiri) saat memberikan keterangan pers Ground Breaking Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Solo Balapan - Kalioso dan Rekayasa Lalu Lintas di Simpang Joglo Kota Surakarta. Foto: Ant

SOLO (SUARABARU.ID) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi memulai pembangunan rel ganda kereta api Solo – Semarang fase 1 segmen Solo Balapan – Kalioso sepanjang 10 kilometer spoor (Km’sp), yang sekitar 1,8 km nya akan dibangun secara layang (elevated).

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pembangunan tersebut merupakan rencana pembangunan rel layang terpanjang di Indonesia, yang diharapkan dapat mengatasi kemacetan di perlintasan sebidang Simpang Joglo, Surakarta.

“Lalu lintas di Simpang Joglo ini sangat padat dan menjadi titik kemacetan. Dengan adanya penataan ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah lalu lintas jalan dan pergerakan kereta api,” kata Budi Karya di sela acara Ground Breaking Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Solo Balapan – Kalioso dan Rekayasa Lalu Lintas di Simpang Joglo Kota Surakarta, Sabtu.

Budi Karya menjelaskan, Kemenhub bersama Kementerian PUPR, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Surakarta, bersinergi melakukan penataan perlintasan sebidang kereta api di Simpang Joglo.

Adapun penataan yang dilakukan yaitu, pertama, pembangunan rel ganda kereta api elevated (layang) sepanjang 1,8 km yang dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub. Desain konstruksi jembatan rel layang mengadopsi kearifan lokal yang ada kota Solo yaitu Batik Sidomukti, Pasar Klewer dan Keraton.

Proyek rel ganda KA Solo Balapan – Kalioso sepanjang 10 km, dibangun dengan biaya sekitar Rp920 miliar yang berasal dari rupiah murni dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Adapun pembangunannya ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023.

Kedua, pembangunan underpass jalan nasional yang menghubungkan antara Jalan Ki Mangunsarkoro dan Jalan Sumpah Pemuda yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR. Ketiga, pembebasan lahan jalan provinsi dan kabupaten/kota oleh Pemprov Jateng dan Pemkot Solo.

Menhub mengungkapkan, jalur kereta di Simpang Joglo ini memiliki frekuensi pergerakan kereta api yang cukup padat, karena dilintasi oleh tiga jenis kereta yaitu Kereta Jarak Jauh (penumpang dan barang), Kereta Bandara Adi Sumarmo (BIAS), dan Kereta Komuter Solo-Jogja.

Adanya Simpang Joglo membuat headway (waktu kedatangan) kereta api menjadi lebih dari 30 menit.

“Dengan dibangunannya rel layang diharapkan headway kereta api turun signifikan menjadi kurang dari 15 menit,” ujarnya.

Menhub optimis, dengan adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah, pembangunan akan berjalan dengan baik.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dengan gotong royong dan kerja sama yang baik antara pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, dan unsur terkait lainnya, maka pembangunan akan berjalan dengan lancar.

“Kerja sama yang baik ini sudah teruji di Jawa Tengah. Misalnya pembangunan Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga,” kata Ganjar.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjelaskan, dengan dimulainya pekerjaan penataan Simpang Joglo, pihaknya telah mengantisipasi dampak lalu lintas dan dampak sosial dengan baik, dengan melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar.

“Penataan ini juga bisa mengatasi banjir, karena nantinya akan dibangun drainase menuju sungai Kalianyar. Penataan Simpang Joglo ini akan menjadi Ikon baru di kota Solo,” kata Gibran.

Hadir dalam kegiatan ini Dirjen Perkeretaapian Zulfikri, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, dan Dirut Wika Agung Budi Waskito.

Ant