blank
Foto: dok/ist

JAKARTA (SUARABARU.ID)– Dukungan publik pada PDIP yang mengungguli partai-partai lain, tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Joko Widodo dan Ganjar Pranowo.

Hal ini terungkap dalam hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang bertajuk ‘Prospek Partai Politik dan Calon Presiden: Kecenderungan Perilaku Politik Pemilih Nasional’ yang dirilis secara online pada Selasa (28/12/2021), di Jakarta.

Survei SMRC ini dilakukan pada 8-16 Desember 2021, melalui tatap muka atau wawancara langsung. Jumlah sampel awal sebanyak 2.420, yang dipilih secara acak (multistage random sampling), dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun, atau sudah menikah.

BACA JUGA: Lolos ke Final Timnas Terima Bonus Rp 500 Juta, Juara AFF Bonus Rp 1 Miliar Menanti

Dari response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 2.062 atau 85 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel itu, diperkirakan sebesar kurang lebih 2,2 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen (asumsi simple random sampling).

Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, dalam keterangannya menyatakan, dukungan publik pada PDIP bertahan pada posisi teratas, dengan 25,2 persen suara.

”Angka ini membuat PDIP menjadi satu-satunya partai dengan elektabilitas yang melampaui perolehan suara pada Pemilu 2019, yakni sebesar 19,3 persen,” kata Sirojudin dalam rilisnya.

BACA JUGA: Unisnu Adakan Seminar Nasional Sebagai Upaya Percepatan Implementasi MBKM

Menurut dia, kenaikan suara PDIP yang signifikan, dari 14,03 persen pada Pemilu 2009 ketika Jokowi belum muncul dalam politik Nasional menjadi 19,3 persen pada Pemilu 2019, dan cenderung bertahan bahkan menguat di posisi teratas, ditunjang oleh kepuasan atas kinerja Presiden Joko Widodo, dan kesukaan publik pada Ganjar Pranowo sebagai kader PDIP.

Abbas juga menunjukkan, pemilih Jokowi menjelang 2014 dibanding pemilih tokoh lain jauh lebih banyak yang memilih PDIP. ”Pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi setelah Pemilu 2014, jauh lebih banyak yang memilih PDIP dibanding dengan yang tidak puas,” papar dia.

Diungkapkan dia, melalui survei eksperimental, membuktikan bahwa PDIP tanpa Jokowi pada Pemilu 2014, akan mendapat suara kurang dari 14 persen.

Riyan