blank
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyaksikan siswa siswi sebagai agen antikorupsi saat melakukan ikrar. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sebuah stiker berwarna kuning diacungkan siswa-siswa SMA Negeri 15 Semarang. Tulisannya unik ‘Mak Izinkan Anakmu Jadi Musuh Koruptor’. Stiker itu berasal dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar memberikannya karena para siswa itu, setelah dilantik menjadi agen antikorupsi Jateng.

Pelantikan dilakukan secara simbolis terhadap empat siswa di Aula SMA 15 Semarang, Kamis (9/12/2021). Sedangkan siswa dari sekolah lain di Jateng, mengikuti pelantikan secara daring. Selain mendapat stiker, para siswa mendapat sebuah pin bertuliskan ‘Agen Perubahan Antikorupsi’

Usai pelantikan, para siswa berikrar untuk menjadi agen antikorupsi dan melaporkan setiap temuan indikasi korupsi, langsung kepada Ganjar.

BACA JUGA: Capaian Vaksinasi Lansia di Kabupaten Masih 40 Persen

”Kami pelajar Jawa Tengah berjanji, setia pada Pancasila dan NKRI, menjadi agen antikorupsi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Mengembangkan sikap kejujuran baik dalam ucapan maupun perbuatan, menyosialisasikan gerak antikorupsi di lingkungan pertemanan, sekolah maupun keluarga. Mengawasi setiap indikasi korupsi yang ditemui, dan melaporkan langsung kepada Gubernur Jawa Tengah,” kata para pelajar itu saat berikrar secara kompak.

Ganjar pun tak bisa menutupi raut kebanggaannya. Dia meminta para agen mengasah kepekaannya terhadap indikasi korupsi di lingkungan sekitar. Caranya, mulai dari hal-hal sederhana.

”Kalian hebat, terus semangat jadi agen antikorupsi baik di sekolah, di rumah atau di masyarakat. Mulailah dari hal yang sederhana, jujur, tidak nyontek, tidak bolos dan lainnya,” pesan Ganjar.

BACA JUGA: Sempat Kaget , Yuni Marsiyah Raih Mobil Xpander dari Tabungan Bima

Ganjar sendiri sengaja mendatangi SMAN 15 Semarang, untuk melaksanakan kembali program Gubernur Mengajar. Program itu sempat terhenti karena pandemi.

”Karena bertepatan dengan Hari Antikorupsi, maka saya sekalian mau cek apakah pendidikan antikorupsi sudah jalan atau belum. Ternyata di beberapa sekolah sudah jalan. dan yang belum kita dorong,” terangnya.

Pendidikan antikorupsi, lanjut Ganjar, tidak perlu dimunculkan lewat mata pelajaran atau kurikulum baru. Pendidikan antikorupsi bisa diinternalisasikan pada banyak mata pelajaran yang ada.

BACA JUGA: UMK Wonosobo Tahun 2022 Naik Rp 11.285

”Diinternalisasikan lewat PPKN bisa, Matematika apalagi pendidikan agama, pasti bisa. Caranya juga mudah, bisa buat kantin kejujuran, dan lainnya,” Saran Ganjar.

Maka dirinya senang, ketika para pelajar itu mau jadi agen antikorupsi. Sebab, semangat antikorupsi harus dilakukan sejak dini.

”Kalau sejak anak-anak mereka bisa menjadi agen antikorupsi, maka mereka akan saling mengingatkan. Kalau mereka menjadi agen, mereka tidak hanya melapor, tapi jadi pelopor. Harapan kita, anak-anak kelak terbiasa dengan gaya hidup bersih, baik di pikiran maupun perbuatan,” pungkasnya.

BACA JUGA: Kutip Surat At Tahrim, Wabup Ajak ASN Bentengi Diri dari Korupsi

Salah satu pelajar, Fernandi mengatakan, dirinya tertarik untuk jadi agen antikorupsi, karena sadar bahwa korupsi itu harus diberantas sampai akarnya. Hal itu tidak bisa dilakukan oleh aparat penegak hukum semata, namun harus melibatkan semua pihak termasuk anak-anak sekolah.

”Hari ini saya mau jadi agen antikorupsi, karena bisa ikut andil dalam upaya pemberantasan korupsi. Kami bawa stiker ini, intinya meminta izin pada orang tua untuk memberantas korupsi. Kami menganggap koruptor itu jahat, merugikan negara dan masyarakat. Jadi harus diberantas dan dilawan semuanya,” ucapnya.

”Korupsi itu mengambil hak orang lain yang bukan miliknya, dan itu perbuatan tidak baik yang tidak boleh dilakukan siapa pun. Kita sebagai anak muda, bisa ikut mencegah praktik korupsi, mulai dari hal sederhana di sekolah atau di rumah,” imbuh Rahmandana, pelajar lainnya.

Riyan