blank
Sukma Ayu Dewi Lestari, seusai menerima hadfiah dan penghargaan sebagai juara 1 Lomba Macapat pada lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami (Mapsi) tahun 2021 tingkat Kabupaten Jepara

JEPARA (SUARABARU.ID) – Seni pedalangan di Jepara boleh berbangga. Sebab geliat seni tradisi ini masih tetap terjaga. Disamping ada sekolah pedalangan,  sinden dan sekolah   kerawitan, Jepara kini memiliki  sinden cilik yang mantap menetapkan cita-citanya untuk berkarir di jalur budaya tersebut. Dia adalah Sukma Ayu Dewi Lestari (10 tahun). Siswi SDN 8 Suwawal, Kecamatan Mlonggo ini mantap bercita-cita menjadi sinden profesional.

Berbincang dengan wartawan di sekolahnya pada Kamis (7/10/10) siang, Sukma mengaku sudah berani manggung sebagai sinden sejak kelas 1 SD.“Saat itu baru ikut-ikutan ketika kakak mendapat job. Awalnya hanya bisa 1 lagu berjudul Pakde. Kakak sendiri yang melatih vokal,” kata Sukma, gadis cilik kelahiran Jepara, 12 Juli 2011.

blank
Sukma Ayu Dewi Lestari, bersama Kepala Sekolah dan Guru SDN 8 Suwawal, Kecamatan Mlonggo

Kakak yang dimaksud Sukma tak lain adalah kakak kandungnya, dalang Syarif Gondo Carito, warga RT 5 RW 4 Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Darah seni diwarisi dari ayahnya, Masriyadi, seorang wiyaga atau penabuh gamelan wayang.

“Saat saya masih TK, kakak madrasah Aliyah, tapi sudah mulai jadi alang. Makanya saat sekolah SD, saya sudah ikut-ikutan manggung,” ulangnya.

Sukma bersyukur perkembangan seni pedalangan di Jepara beberapa tahun terakhir semakin bagus. Kini ada latihan dalang dan sinden cilik yang diselenggarakan Pepadi Jepara bersama Pemerintah Kabupaten Jepara.

blank
Sukma Ayu Dewi Lestari, siswi SDN 8 Suwawal Juara 1 Cabang Lomba Macapat Tingkat Kabupaten Jepara

“Jadi saya bisa berlatih di kabupaten. Kini sudah menguasai belasan lagu dan beberapa bowo,” kata Sukma. Dalam seni  suara gending Jawa, bowo adalah vocal tanpa pengiring gamelan  sebelum musik intro.

Demi meraih cita-citanya menjadi sinfden profesional, Sukma sudah merencanakan pendidikan di jalur tersebut.  “Setelah lulus SD dan SMP di Jepara, akan melanjutkan di SMKI Surakarta (Sekarang SMK 8) lalu kuliah di ISI Surakarta,” katanya.

Sedangkan penguasaan banyak lagu membuat Sukma kini berani menerima job nyinden saat pentas seni kini sudah kembali diizinkan. Meski pulang jam 3, keesokan harinya Sukma tetap sekolah.

blank
Sukma Ayu Dewi Lestari, saat menerima “job” sinden dalam pagelaran wayang.

Prestasi Sekolah Baik

Guru kelas 5 SDN 8 Suwawal Azizul Khaeriroh mengatakan, Sukma memang kadang terlambat sampai di sekolah. Namun prestasi akademis Sukma tetap bagus bahkan bisa masuk 3 besar.

Karir Sukma pun membawa berkah untuk sekolah. Ketika dikirim ke lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami (Mapsi) tahun 2021 tingkat Kabupaten Jepara, Sukma menjadi juara 1 cabang lomba macapat. Sayangnya, lomba ini tidak berlanjut ke tingkat provinsi karena kendala pandemi.

blank
Dalang Syarif bersama kedua adiknya Dyah Nurcayani, sinden muda yang juga menjadi  mahasiswi Institut Seni Indonesia Surakarta dan Sukma Ayu Dewi Lestari

Kini bungsu tiga bersaudara dari pasangan Masriyadi dan Rumiyati ini semakin banyak menerima job setelah menjadi juara macapat kabupaten. Namun dia akan tetap selektif karena orang tuanya berpesan agar memprioritaskan pendidikan. Sukma akan tetap sekolah hingga kuliah menyusul kakak perempuannya, Diah Nur Cahyani, sinden yang juga kuliah di ISI Surakarta.

Hadepe – ISDW