SOLO (SUARABARU.ID) – Setiap Tanggal 2 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Batik Nasional (HBN). Itu sebagaimana yang berlangsung Sabtu (2/10) hari ini.
HBN berkait erat dengan Tanggal 2 Oktober 2009, saat UNESCO menetapkan batik yang merupakan budaya asli Indonesia, menjadi warisan dunia.
Batik Indonesia dapat pengakuan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan budaya takbenda (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Berkait dengan HBN, mahasiwa Desain Mode dan Batik Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, berkolaborasi dengan Komunikotavisual, melakukan aksi memajang puluhan motif batik bertema Pandemi.
Para mahasiswa Prodi D4 Desain Mode Batik menggambar, melukis dan mencipta puluhan karya batik beragam corak dan motif, yang mengangkat tema seputar Covid-19.
Karya mereka, kemudian dipajang di shelter Ngarsopuro, Slamet Riyadi, Solo, Jumat (1/10). Disajikan ke publik, dalam menyemarakkan peringatan HBN di ruang terbuka, dengan mematuhi Prokes.
Aksi mereka itu, terselenggara atas kerjasama Sebasita HIMA Desain Mode Batik FSRD ISI Surakarta dengan Komunikotavisual.
Beragam karya lukis motif batik, dituangkan dalam media triplek berbentuk lingkaran masing-masing dengan diameter 40 Cm.
Yakni beragam motif stilasi bentuk virus Covid-19, topeng, wayang, vaksin, tangan dan bumi, serta motif kreatif lainnya.
Ini sebagai representasi masyarakat harus gotong royong, saling membantu dalam situasi pandemi Corona Virus Disease (Covid)-19.
Basnendar Herry Prilosadoso selaku co founder Komunikotavisual yang juga dosen Prodi DKV FSRD ISI Surakarta, menyatakan, aksi out door ini untuk menyambut perayaan HBN.
”Juga menjadi wujud civitas kampus dalam mendukung keberadaan batik sebagai seni tradisi, agar lebih dikenal oleh masyarakat,” tegas Basnendar.
Muhamad Aldi, selaku Ketua Hima DMB, menambahkan, aksi kreatif ini sebagai wujud dukungan dan spirit optimisme new normal pandemi Covid-19.
Bambang Pur
