blank
Jembatan menuju Waroeng Perjoeangan Pak Bokir

JEPARA (SUARABARU.ID) – Jatuh bangun berwirausaha sejak tahun 2005 menjadi cambuk tersendiri bagi Mustaqim. Wirausahawan yang akrab dipanggil dengan Pak Bokir ini merintis UMKM Waroeng Perjoeangan tahun 2019 lalu, tepatnya tanggal 01 September 2019. Karena ejaan tempo dulu sulit diucapkan,  ia menyebutnya dengan Warung Perjuangan.  Warung ini terletak di Dk. Jerakah Sari RT 23/05, Desa Jambu Timur, Kec. Mlonggo, Kab. Jepara.

Pak Bokir memulai usahanya dengan jual beli barang bekas di tahun 2005. Ia membeli dan menjual barang bekas dari masyarakat disekitar lingkungannya. Sembilan tahun bergelut di dunia jual beli barang bekas, membuatnya sedikit jenuh dan ingin merintis usaha baru. Dibantu Nur Rakhim, pada tahun 2014 Pak Bokir mulai merintis usaha baru berupa cucian motor berada di sebelah barat rumahnya.

“Perjalanan manusia ya memang begitu, banyak lika-liku” tutur Pak Bokir. Karena itu ia ingin menambah usahanya. Tahun 2019 kembali membuka usaha warung kopi, memanfaatkan sepetak lahan dan barang bekas disamping rumahnya. Pengalaman jatuh bangun merintis dan mengelola usaha membuat Pak Bokir selalu mendapatkan cara  unik dan kreatif untuk menyikapi suatu kondisi yang dihadapinya.

blank
Tim KKN Kelompok 73 bermitra dengan Pak Bokir untk kembangkan usahanya

Usaha warung kopi dan sempat menjual tanaman bunga yang dibelinya dari daerah Kudus dan Juwana, namun musim nya tidak bertahan lama. “Cucian jalan, Jual beli barang bekas jalan. Saya kan juga suka apa yang sedang booming,” ujar Pak Bokir.

Banyaknya tanaman bunga disekitar rumah menjadikan masalah baru baginya. Ia kewalahan merawat bunga-bunga tersebut dan setiap hari harus membersihkan daun yang jatuh mengotori halaman rumah membuat Dewi Susanti, Istri Pak Bokir merasa kesal

Usaha penjualan tanaman bunga tidak bertahan lama. Ide kreatif mucul kembali. Pak Bokir berinisatif menyewa sawah yang berada tepat disamping rumahnya, dengan menambahkan beberapa onanem berupa gazebo-gazebo, jembatan bambu ikonik dan hiasan tanaman-tanaman bunga.

blank
Salah satu sudut Waroeng Perjoeangan

Karena modal yang seadanya, fasilitas yang ada disana masih kurang maksimal, kurangnya pengetahuan IPTEK  membuat branding dan pemasaran Warung Perjuangan hanya secara Word Of Mouth (WOM Marketing). Hal ini membuat Warung Perjuangan belum secara luas diketahui oleh masyarakat secara umum.

Bermitra dengan Mahasiswa Unisnu

Penerjunan peserta KKN Tematik Covid-19 Angkatan XI UNISNU Jepara Tahun 2021 oleh Rektor UNISNU Jepara, Dr. H. Sa’dullah Asaidi, M.Ag secara daring melalui Zoom Meeting. Sebanyak 481 mahasiswa dari 25 kecamatan, terbagi dalam 96 Tim KKN. 5 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok 73 ditugaskan di desa Jambu Timur.

Didampingi Bp. H. Miswan Ansori, S.E., M.B.A. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), kelompok 73 terdiri dari Doni Hendra Saputra sebagai ketua, Nanda Diva Latiefany sebagai sekretaris, Ovi Rizki Wardana sebagai bendahara, dan anggota  Diah Ayu Damayanti serta  Maulida Aina Salsabila

Setelah hasil observasi pada tanggal 04 – 13 Agustus 2021, Doni dan anggota kelompok 73 sepakat memilih Bapak Mustaqim sebagai mitra pengabdian masyarakat, UMKM Warung Perjuangan.

Dari hasil observasi, kelompok 73 berinisisatif membantu permaslahan yang dihadapi oleh Pak Bokir. Ada beberapa program yang disepakati dengan mitra. Program itu berupa penambahkan beberapa tempat sampah supaya lingkungan Warung Perjuangan tetap terjaga kebersihannya, dekorasi berupa tulisan  motivasi serta penunjuk arah di beberapa titik menjadikan Warung Perjuangan hingga menarik sebagai spot foto yang Instagramable.

Juga dilakukan digitalisasi branding dan marketing dengan membuatkan akun instagram resmi, menambahkan pin lokasi Warung Perjuangan agar dikenal lebih luas oleh masyarakat. “ Saya merasa senang dengan adanya KKN Unisnu, selain penawaran program yang sepakati,  lebih kompak memiliki rekan diskusi bersama kaum muda kususnya para mahasiswa” Ujar Pak Bokir.

Alvaros