SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menerima kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns, di Balaikota Semarang, Kamis (30/9/2021).
Seperti dalam pertemuan sebelum – sebelumnya antara Pemerintah Kota Semarang dan Kerajaan Belanda, dibahaslah sejumlah penyelesaian permasalahan perkotaan yang berkaitan dengan manajemen air.
Diskusi pun difokuskan terkait tantangan pengembangan Kota Semarang dalam menghadapi penurunan tanah, sanitasi dan konservasi air, serta organisasi sistem polder dan drainase.
Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Kerajaan Belanda yang beberapa tahun terakhir terus mendukung Kota Semarang dalam upaya penanganan rob dan banjir.
“Saya tentu saja berterima kasih pada Kerajaan Belanda yang terus mendukung pengembangan Kota Semarang. Salah satunya dalam Program Banger yang manfaatnya telah dirasakan oleh masyarakat Kemijen,” tuturnya.
Hendi sendiri mengakui bahwa dukungan dari Belanda cukup strategis dalam penanganan rob dan banjir Kota Semarang, mengingat Belanda memiliki keunggulan dalam manajemen air.
“Kita tahu wilayah Belanda berada di bawah permukaan air laut, namun mereka mampu mengatasi persoalan tersebut. Sehingga kami harus banyak belajar dari Belanda. Apalagi terkait penurunan kontur tanah yang terjadi di daerah pesisir yang saat ini menjadi perhatian khusus,” imbuhnya.
Sementara itu, Duta Besar Belanda, Lambert Grijns menyebutkan dirinya sangat mencintai Kota Semarang, karena merupakan kota yang cukup menonjol di Indonesia.
“Kerja sama antara kami sudah berjalan selama beberapa tahun melalui berbagai program minor, mayor, dan jangka panjang. Dan juga Semarang telah berhasil melakukan restorasi dan memperbaharui Kota Lama yang sangat terkenal tidak hanya di Indonesia namun juga Luar Indonesia.” tuturnya.
Adapun dari pertemuannya dengan Hendi tersebut, Lambert Grijns memberikan sejumlah rekomendasi bagi Pemerintah Kota Semarang untuk dapat meningkatkan kapasitas dalam manajemen air.
Rekomendasi yang diberikan antara lain, menggunakan kajian penurunan muka tanah sebagai pertimbangan dalam desain bangunan gedung dan pengembangan Kawasan.
Selain itu Grijns juga merekomendasikan adanya ruang untuk air pada perencanaan tata ruang dan ekonomi untuk menjaga tepi sungai agar bebas seluas mungkin, sehingga dapat menyimpan air, dan mengurangi ekstraksi air tanah.
Sejumlah upaya itu disebut dapat memungkinkan adanya proteksi banjir khusus, tentu saja dengan koordinasi yang erat antara otoritas sungai BBWS Pemali Juwana dengan stakeholder pengelolaan air kota di Kota Semarang, serta didukung oleh penyempurnaan sistem polder.