blank
Kemasan Rizquna Snack Banjaran yang telah diperbarui oleh para mahasiswa Unisnu yang KKN di kelompok 7

JEPARA (SUARABARU.ID) – Rizquna Snack, diambil dari nama sang pemilik “Riz” memiliki makna rezeki berdiri sejak tahun 2005. Marfuah ( 42 tahun), pemilik usaha Rizquna Snack, tinggal di Desa Banjaran Candi RT 05 RW 01, Kec. Bangsri, Kab. Jepara. Produksi makanan ringan yang dihasilkan antara lain Stik Bawang, Kuping Gajah, serta Peyek Kacang.

Alasan utama Marfuah mendirikan usaha makanan ringan ini  karena skill yang dimilikinya dalam membuat aneka makanan ringan mewarisi bakat menurun dari ibunya. Masalah terjadi saat pandemi Covid-19, baik produksi maupun pemasarannya mengalami penurunan cukup tajam.

Marfuah yang tinggal di Desa Banjaran Candi kemudian digandeng sebagai mitra oleh 5 mahasiswa KKN kelompok 7  yang tengh menjalani KKN di desanya. Mereka terdiri dari Mahrus dari prodi (program studi) Ekonomi Islam (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Shouchy Shuyen May dari prodi Manajemen (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Wida Widiyawati dari prodi Perbankan  Syariah (Fakultas Syariah dan Hukum), Sausan Putri Ayu dari prodi Ekonomi Islam (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), dan Aris Safaat dari prodi Ekonomi Islam (Fakultas Ekonomi dan Bisnis).

blank
Pera mahasiswa Unisnu yang terbagung pada KKN Kelompok 7 Rizquna Snack Banjaran

Sesuai tema yang ditetapkan Unisnu, mereka berinisiatif membantu proses pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di desa tempat mereka mengabdi. Salah satunya adalah  industri makanan ringan Marfuah untuk mengatasi persoalan mitra di bidang produksi dan pemasaran. “Tujuan utama kami adalah lebih mengembangkan di bagian produksi dan pemasaran di media sosial,” ujar Mahrus,  ketua kelompok KKN kelompok 7 Unisnu.

Menurut Mahrus, berdasarkan pengamatan tim dari proses inovasi makanan ringan sudah cukup baik namun UMKM ini terkendala alat produksi yang masih sedikit dan juga membutuhkan bantuan di sisi pemasarannya. “Karena itu kami membantu menambahkan alat produksi berupa penggiling cetakan stik bawang,penggilas adonan,dan Ember Produksi yang lebih besar,” ungkap Mahrus.

blank
Para mahasiswa yag bermitra dengan Rizquna Snack Banjaran

Dengan demikian proses pembuatan makanan ringan dapat dilakukan secara maksimal serta memanfaatkan  penggunakan sosial media instagram, mulai dari mengunggah foto sampai proses promosi.

“Kami memasarkan makanan ringan ini selain melalui media sosial facebook, juga melalui media sosial instagram karena generasi milenial sekarang sering membuka instagram untuk mencari sesuatu atau referensi yang baru” ujar Sausan Putri Ayu,salah  peserta anggota KKN kelompok 7.

Proses pemasaran selama ini hanya menggunakan whatsapp dan penawaran pada warung-warung kelontong sekitar wilayah produksi, padahal saat ini teknologi semakin canggih khususnya media sosial yang lainnya.

“Selain membantu dari sisi alat produksi dan proses pemasaran, tim KKN kelompok 7 juga ikut serta dalam proses pembuatan makanan ringan, mulai dari proses pengadukan bahan hingga pengemasan makanan ringan,” ujar Ali As’ad, S.Sy. S.Pd.I. M.Pd.I.

Usahan makanan ringan ini sudah memiliki label untuk kemasan sendiri. Namun label yang digunakan dalam kemasan masih tergolong sederhana. “Maka dari itu, di bidang pemasaran, tim KKN membantu membuatkan label kemasan yang lebih menarik konsumen,”  tambah Ali As’ad.

Sementara itu, Marfuah, pemilik usaha, menyampaikan terima kasih kepada tim KKN kelompok 7. “Saya sangat berterimakasih kepada mahasiswa KKN karena telah membantu dalam proses pembuatan makanan ringan, khususnya pengembangan alat produksi dan juga proses pemasarannya,” ujarnya.

Alvaros – Sausan P

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini