JEPARA (SUARABARU.ID) – Kurma menjadi buah atau makanan yang tak bisa kita tinggalkan, terutama saat bulan puasa. Memang buah kurma pada umumnya banyak kita temukan di kawasa Timur Tengah dengan iklim yang panas dan lahan ber pasir.
Namun dewasa ini telah banyak dikembangkan budidaya kurma di kawasan tropis. Salah satu negara yang sangat intens mengembangkan kurma di iklim tropis adalah Thailand. Oleh karenanya, kurma juga sangat potensial untuk dikembangkan di indonesia.
Karena itu Bidang Litbang Bappeda Jepara berupaya untuk mengembangkan budidaya kurma di kabupaten Jepara. Bahkan bekerjasama dengan Agro Forestry Kurma Pati, Litbang Bappeda Jepara telah melaksanakan Pelatihan Budidaya Kurma di Bumi Kartini Jepara pada Selasa lalu.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Kebun Kurma desa Clering Kecamatan Donorojo tersebut, Sudarsono Jayadi selaku Narasumber dan Pelatih dalam pelatihan tersebut menyampaikan, bahwa kurma bukanlah tanaman endemik atau tanaman lokal yang hanya bisa hidup dan tumbuh di suatu wilayah saja.
Namun kurma adalah tanaman global yang bisa hidup dan tumbuh di seluruh dunia. Baik diiklim panas, tropis, kawasan pantai maupun pegunungan. Oleh karenanya kita layak membudidayakannya, karena sudah banyak bukti kurma berbuah seperti di Thailand, bahkan Indonesia juga.” ungkapnya saat menyampaikan paparannya.
Menurut Jayadi, kurma memiliki empat keunggulan saat dikembangkan, yaitu pangan, lingkungan, energi dan ekonomi tinggi. Dari sisi sumber pangan, kurma menjadi salah satu sumber pangan terbaik dengan kandungan karbohidrat dan glukosa yang baik untuk tubuh manusia. Selain itu, buah kurma juga mampu bertahan cukup lama tanpa proses penyimpanan yang rumit. Bahkan nilai ekonomi kurma pun masih cukup tinggi disaat stok melimpah.
Dari sisi konservasi lingkungan, tanaman kurma dapat menjadi penahan dan air di saat musim penghujan dan menjaga ketersiaan air disaat musim penghujan. Sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga.
Sementara itu sebagai salah satu sumber energi terbarukan, bio etanol yang berasal dari kurma juga tergolong menjadi bio etanol yang memiliki nilai terbaik.
“Selepas pelatihan ini diharapkan akan muncul pembudidaya-pembudidaya kurma yang berasal dari Jepara, dan mengangkat perekonomian Jepara melalui buah kurma,” ujar Kabid Litbang Bappeda Jepara Elly Widiyastuti, yang mewakili Kepala Bapeda saat menghadiri pelatihan .
Hadepe