blank
Pesawat British Airways di Bandara London, Inggris, April 2021. Antara

WASHINGTON (SUARABARU.ID)- Sejumlah maskapai penerbangan besar mengubah rute untuk menghindari wilayah udara Afghanistan setelah gerilyawan Taliban menguasai istana kepresidenan di Kabul.

Pada Senin (16/8/2021), pasukan pimpinan Amerika Serikat berangkat dan negara-negara Barat bergegas untuk mengevakuasi warganya. Pihak maskapai United Airlines, British Airways dan Virgin Atlantic mengatakan mereka tidak akan melewati wilayah udara Afghanistan.

Seorang juru bicara maskapai United Airlines mengatakan perubahan itu mempengaruhi beberapa penerbangannya untuk rute AS-India.

Baca Juga: Kemenlu RI Pastikan Tak Ada Korban Gempa di Haiti

Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 menunjukkan beberapa penerbangan komersial di atas wilayah Afghanistan pada pukul 03.00 (waktu setempat) pada Senin. Namun, banyak pesawat yang terbang di atas negara-negara tetangga Afghanistan, yakni Pakistan dan Iran.

Beberapa maskapai penerbangan dan pemerintah sejumlah negara lebih memperhatikan risiko terbang di atas zona konflik dalam beberapa tahun terakhir setelah dua insiden mematikan yang melibatkan rudal-rudal darat-ke-udara.

Sebuah pesawat Malaysia Airlines ditembak jatuh di Ukraina timur pada 2014, yang menewaskan semua 298 orang di dalamnya.

Baca Juga: Presiden Ghani Tinggalkan Afghanistan untuk Hindari Pertumpahan Darah

Pada 2020, sebuah pesawat jet Ukraina International Airlines ditembak jatuh oleh militer Iran hingga menewaskan semua 176 penumpang dan awak.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS pada Juli memberlakukan pembatasan penerbangan baru di Afghanistan untuk maskapai penerbangan AS dan operator AS lainnya.

Baca Juga: Jepang Keluarkan Peringatan Resiko Tinggi Akibat Hujan Deras

FAA mengatakan penerbangan yang beroperasi di bawah 26.000 kaki dilarang terbang di Wilayah Informasi Penerbangan Kabul, yang sebagian besar mencakup Afghanistan, kecuali beroperasi di dalam dan di luar Bandara Internasional Hamid Karzai. Larangan itu diberlakukan dengan alasan risiko “yang ditimbulkan oleh aktivitas militan.”

Namun, pembatasan penerbangan itu tidak berlaku untuk operasi militer AS. Negara-negara lain, termasuk Kanada, Inggris, Jerman, dan Prancis juga telah menyarankan maskapai penerbangannya untuk mempertahankan ketinggian setidaknya 25.000 kaki di atas Afghanistan, menurut situs web Safe Airspace, yang melacak peringatan semacam itu.

Penerbangan komersial yang akan mendarat di Afghanistan juga terpengaruh oleh kekacauan yang terjadi di darat.

Emirates telah menangguhkan penerbangan ke ibu kota Afghanistan, Kabul, hingga pemberitahuan lebih lanjut, kata pihak maskapai itu pada situs webnya.

Ant-Claudia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini