JEPARA (SUARABARU.ID) – Untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap terbangunnya strategi pendidikan di era pandemi di Indonesia, maka Program Pasca Sarjana Unisu Jepara menggelar Internasional Webinar.
Webinar yang dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Agustus 2021 tersebut mengangkat tema Strategi Pengembangan Pendidikan dan Program Studi di Era Pandemi Covid-19 pada Program Pasca Sarjana.
Dalam webinar yang dibuka oleh Rektor Unisnu Dr. KH Sa’dullah Assa’idi M.Ag tersebut dihadirkan sejumlah narasumber. Diantaranya adalah Prof Dr Yahya Done, Dekan Pusat Pengajian Pendidikan Universitas Utara Malaysia, Abdul Aziz, Kaprodi Pasca Sarjana Fatoni University Tailand, Dr Deny Kurniawan Ph.D dari Dirjen Dikti Kemendikbud dan Ristek RI.
Sedangkan Direktur Program Pasca Sarjana Unisnu Jepara, Dr KH Barowi, M.Ag menjadi Keynote Speaker dalam webinar internasional yang terbuka untuk umum tersebut. Disamping gratis, peserta webinar juga akan mendapatkan E-Certificate.
Menurut Direktur Program Pasca Sarjana Unisnu Jepara, Dr KH Barowi, M.Ag, kegiatan yang akan berlangsung melalui zoom meeting ini bertujuan untuk mencari terobosan mengenai bagaimana menghadapi perkuliahan tahun akademik 2021/2022 di masa pandemi Covid-19.
Hal ini melatarbelakangi niat kami untuk membuka prodi (program studi) baru sesuai dengan keinginan pasar, seperti belum terserapnya guru guru dilingkungan dinas pendidikan. “Harapan kami semoga kegiatan seminar Internasional ini membawa kemaslahatan serta menimba pengalaman serta membangun kerjasama dengan universitas lain bertarafkan internasional,” ujar Barowi.
Hadapi dengan Kemauan Kuat
Sementara Rektor Unisnu Dr. KH Sa’dullah Assa’idi M.Ag memberikan apresiasi terhadap kegiatan webinar internasional ini. “Seminar internasional ini salah satu bentuk sumbangan pemikiran Unisnu Jepara dalam menghadapi pandemi global, utamanya di tanah air melalui lembaga pendidikan,” ujar Sa’dullah Assa’idi.
Menurut Sa’dullah Assa’idi, manusia memiliki tanggungjawab secara ketuhanan atas potensi yang dimilikinya. Potensi bagaimana bisa menyiiapkan diri menghadapi kendala, yaitu musibah Covid-19. “Kita perlu beradaptasi dan mengatasi agar kita tidak terpuruk. Ada 3 hal tidak bisa dihindari yaitu kemauan, kemampuan, kesempatan,” ungkap Sa’dullah Assa’idi.
Setiap individu menurut Sa’dullah Assa’idi harus memiliki sifat Qowiyyah yaitu mempunyai kepribadian bertanggung jawab, melindungi, merawat, bermasyarakat, seimbang, dan simpatik. “Sifat ini seyogyanya dimunculkan untuk menghadapi pendidikan dalam masa pandemic dengan kekuatan kemauan (will power),” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, kemauan ini berdasarkan mindset (pola pikir). Yaitu keyakinan, cara pandang, kualitas dasar, bisa tumbuh kembang melalui usaha, kompetensi tertentu. Ada fixed mindset identik dengan fitrah (munazzah) sebagai kewajiban dalam beragama.
Mindset yang berkembang (Growth Mindset) mampu beradaptasi ketika Pemerintah memberi arahan apa yg harus kita lakukan. “Fitrah bergantung pada lingkungan bagaimana kita bijak terhadap konstitusi politik,” ujar Sa’dullah Assa’idi
Webinar internasional ini menurut Sa’dullah Assa’idi mengandung khidmat dan ia berharap membuahkan hasil yang bisa diimplementasikan. “Saya punya keyakinan. Musibah Covid-19 ini berangsur pasti akan melandai. Namun jati diri pendidikan harus jadi uswah atau teladan. Informasi harus ada implementasinya dalam agama. Iman dan agama itu tunggal. Maka istilah action adalah berjalan secara offline,” tutupnya
Alvaros