SEMARANG (SUARABARU.ID) – Keseriusan Kodam IV/Diponegoro dalam percepatan revitalisasi Danau Rawa Pening Bersinar Jateng Gayeng semakin terlihat saat Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Rudianto mengunjungi lokasi danau.
Sementara dalam pengerjaannya dilakukan oleh personel Yon Zipur 4/TK dengan dibantu oleh masyarakat setempat.
Danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang menjadi salah satu danau yang superprioritas penanganan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Revitalisasi dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi alami danau, sebagai tampungan air melalui pengerukan sedimen, pembersihan gulma air (eceng gondok), pembuatan tanggul, termasuk penataan di kawasan daerah aliran sungai.
Namun berbagai persoalan yang dihadapi dalam revitalisasi Danau Rawa Pening, seperti kepemilikan tanah pada area sempedan-badan air, gulma air eceng gondok maupun Karamba Jaring Apung (KJA) masih menjadi kendala dalam pengerjaannya.
Dalam kunjungannya, Rudi menyampaikan bahwa percepatan harus segera dilakukan guna mengejar target yang telah ditentukan.
Menurut Rudi, pengerahan alat-alat berat juga harus dimaksimalkan dan penertiban karamba juga harus dilakukan. “Saya minta semuanya tertib administrasi, tidak ada yang tidak tertib,” tegas Rudi, Selasa (20/7/2021)
Sebelumnya, Kodam IV/Diponegoro dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Juana telah sepakat untuk membuat Perjanjian Kerja Sama (PKS) sesuai dalam PKS No. Kerma/13/VI/2021 tanggal 15 Juni 2021 dalam pelaksanaan revitalisasi Danau Rawa Pening, dan saat ini proses pengerjaan telah mencapai 22,82 hektare.
Menurutnya, beberapa alat berat seperti exca ponton cat 320 sebanyak 3 unit, exca ponton 12 unit, exca longarm 1 unit, dan stoom (perahu) sebanyak 4 unit ikut digunakan saat pelaksanaannya.
Fungsi Wisata
Danau Rawa Pening ini memiliki fungsi yang demikian kompleks. Fungsi lingkungan, fungsi sosial, bahkan juga fungsi ekonomi. Keberadaan Rawa Pening menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.
Perikanan yang dibudidayakan warga adalah potensi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Belum lagi potensi wisata yang memang sudah sejak lama digarap.
Keberadaan Bukit Cinta, misalnya, kemudian tempat rekreasi Saloka yang juga memanfaatkan keberadaan Rawa Pening, mengingat lokasinya memang berada di tepi rawa.
Warga pemilik perahu juga bsia membawa wisatawan berwisata air. Keberadaan warung-warung di sekitar danau yang merupakan penyedia santapan bagi wisatawan, memberikan kehidupan bagi warganya.
Bila Rawa Pening terevitalisasi, maka potensinya akan semakin berkembang. Dan, menyeahterakan warga sekitar.
Ning