blank
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, membuka kegiatan vaksinasi di Universitas Muhammadiyah Semarang, Selasa (13/7/2021). (foto:doc/ist)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan saat ini masyarakat Kota Semarang yang melaksanakan vaksinasi pertama telah mencapai sekitar 520.000 orang.

Jumlah itu disebutkannya telah mencapai separuh dari target herd immunity atau kekebalan kelompok warga Kota Semarang, yaitu sebanyak 1,1 juta orang.

“Kemarin sore Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Hakam laporan ada 520.000 sekian yang sudah v1 atau vaksin pertama. Untuk mencapai herd immunity 1,1 juta orang, ini separuhnya. Untuk itu kami terus berupaya melakukan percepatan vaksinasi dengan menggandeng banyak pihak,” tuturnya.

Dia sendiri mengungkapkan bahwa kemampuan vaksinasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang saat ini telah tiga kali lipat lebih banyak dari target yang ditetapkan awal, dari 5.000 vaksin per hari menjadi 15.000 vaksin per hari. Dengan kemampuan tersebut dibutuhkan waktu 1,5 bulan ke depan untuk mengejar herd immunity Kota Semarang, yaitu dengan 600.000 orang lagi tervaksin.

“Kemampuan delapan sentra vaksin di Kota Semarang dan regulernya di 37 Puskesmas setiap hari sekitar 15.000 vaksin. Kalau masih mau mengejar 600.000 lagi ya butuh 1,5 bulan, dengan catatan vaksinnya selalu ada,” terang Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut saat membuka kegiatan vaksinasi di Universitas Muhammadiyah Semarang, Selasa (13/7/2021).

Hendi pun berharap ada lebih banyak pihak di luar Pemerintah Kota Semarang yang mau berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan vaksinasi per hari di ibu kota Jawa Tengah. Pasalnya, dengan lebih banyak pihak yang berpartisipasi mendukung percepatan vaksinasi, Hendi meyakini herd immunity akan lebih cepat tercapai di Kota Semarang.

“Upaya kami salah satunya dengan menggandeng kawan-kawan perguruan tinggi. Maka hari ini saya ucapkan terima kasih kepada UNIMUS, apalagi UNIMUS ini spesial, vaksinnya tidak disuplai dari Kota Semarang, tapi langsung dari Jakarta. Kalau ini dilakukan lebih banyak pihak, maka proses vaksin di Kota Semarang akan semakin cepat,” tekan Hendi.

Di sisi lain, Hendi juga menuturkan selama berjalannya PPKM Darurat hingga saat ini, tren covid-19 di Kota Semarang semakin melandai dan tidak terdapat lonjakan kasus yang signifikan. Tren itu pun berpengaruh pada penurunan BOR (Bed Occupancy Ratio) di rumah sakit dan tempat karantina yang ada di Kota Semarang.

“Alhamdulillah kalau kemarin banyak yang antri di IGD, kalau sekarang sudah tidak. Jadi sekarang yang terpenting hanya dua, yaitu vaksin dan protokol kesehatan. Karena vaksin ini kan bukan obat, vaksin ini ibaratnya hanya rompi anti peluru,” tandasnya.

Hery Priyono

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini