blank
Ganjar Pranowo saat mengikuti Rakor terkait Perubahan Pengaturan WFO/WFH dalam Sektor Essential dan Kritikal yang dipimpin Menko Maritim dan Investasi, Rabu (7/7/2021). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menerima laporan masih ada perusahaan yang menyuruh karyawannya bekerja melebihi persentase maksimal yang diperbolehkan, selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Untuk itu, Ganjar akan berkomunikasi dengan asosiasi pengusaha agar aturan bisa dilaksanakan dengan baik, guna memutus mata rantai persebaran covid-19.

”Tadi diingatkan saja oleh pemerintah pusat bagaimana sektor esensial dan kritikan bisa melaksanakan kebijakan PPKM Darurat dengan baik. Untuk Jawa Tengah saya sudah bicara dengan Apindo agar perusahaan atau industri membantu menjaga prokes,” kata Ganjar, usai rapat dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan secara virtual, di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (7/7/2021).

Ganjar juga menceritakan, dirinya masih menerima laporan, ada satu perusahaan sektor keuangan yang masih bekerja penuh. Dari informasi yang diterima Ganjar, bos dari perusahaan itu menyuruh karyawannya untuk berangkat kerja, dan membawa dua pakaian.

BACA JUGA: Covid-19 di Kabupaten Magelang, Jumlah Warga Terkonfirmasi 2.264 Orang

”Jadi kalau ada pemeriksaan karyawannya disuruh ganti baju dan jadi customer. Ini cerita sepenggal saja sih. Artinya kita musti taat lagi. Intinya kita mau mengurangi mobilitas. Kalau kerja, apalagi sektor keuangan sudah banyak menggunakan teknologi informasi dan digital, maka dari rumah kan bisa. Kita mau mengingatkan itu,” imbuh Ganjar.

Dijelaskan pula, sesuai aturan perusahaan atau industri besar dengan jumlah karyawan yang besar, karyawan yang boleh masuk hanya 50 persen. Maka dari itu, komunikasi dengan Apindo diharapkan dapat mendorong pelaksanaan aturan ini dengan baik.

”Kita butuh bantuan mereka. Kita ngomong lebih dulu agar nanti peringatan ini segera ditindaklanjuti. Kita sudah menyiapkan dari dinas perindustrian dan tenaga kerja, untuk nanti menyambangi ke industri-industri itu, apakah kemudian pelaksanaan WFO/WFH sesuai dengan persentase yang ada,” jelas Ganjar.

BACA JUGA: Penghuni Rumah Asrama Kodam IV/Diponegoro Sementara Diungsikan ke Balai Kelurahan

Selama PPKM Darurat diberlakukan, Jateng baru bisa menekan penurunan mobilitas sampai 17 persen. Jumlah itu masih jauh dari target 30-50 persen. Artinya, mobilitas masyarakat di Jateng masih tinggi.

”Mobilitas kita di Jateng targetnya bisa turun sampai 30 persen. Aturan itu kan berlaku seluruh Jawa dan Bali, jadi kita musti bicara diinduknya, di hulunya. Warga ini kerja dimana, kalau kemudian harus wira-wiri dengan mengikuti ketentuan tidak apa-apa. Kalau 50 persen yang masuk kan bisa ditekan,” terang Ganjar.

Riyan