WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Daerah Wonosobo dikenal dengan masyarakat agraris. Oleh karena itu, sektor pertanian menjadi sangat penting.
Kantor Dinas Pangan, Petanian dan Perikanan (Dispaperkan) menjadi tumpuan besar masyarakat. Apalagi Daerah pegunungan ini memiliki potensi besar di bidang pertanian.
Demikian disampaikan Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, saat menjadi pembina apel pagi di Kantor Dispaperkan, setempat. Apel diikuti Kepala Dispaperkan Dwiyama Satyani Budyayu dan jajaran ASN di lingkungan kantor tersebut.
Afif Nurhidayat juga menyampaikan bahwa pemerintah juga harus bisa membaca kondisi di lapangan terhadap sektor pertanian. Potensi pertanian harus terus diberdayakan untuk mendukung kemajuan daerah.
“Seperti kondisi di lapangan saat ini masyarakat sedang ramai budidaya tanaman porang dan talas bening. Oleh karena itu, pemerintah harus hadir untuk memberikan edukasi kepada para petani,” ujar mantan Ketua DPRD Wonosobo itu.
Dilanjutkan, “Dari sisi apa, ya dari sisi kaca mata ilmiahnya. Maksimalkan litbangnya. Sehingga petani yang ada tidak menjadi petani musiman. Tapi petani yang bisa menikmati hasil sepanjang masa,” jelas Afif.
Potensi Perikanan
Selain potensi pertanian, Wonosobo juga mempunyai potensi di bidang perikanan. Sudah banyak masyarakat yang memanfaatkan halaman rumah untuk budidaya ikan lele maupun nila. Bahkan sekarang banyak juga yang budidaya ikan koi yang juga sangat berpotensi.
Pemerintah, harapnya, juga harus hadir membersamai petani. Karena rasio kecukupan ikan di Wonosobo masih mengandalkan dari wilayah lain. Padahal punya potensi itu, ini menjadi pekerjaan rumah bersama, yang harus di selesaikan.
“Terkait Kartu Tani, yang sering masyarakat sampaikan kepada saya dan Pak Wakil Bupati, bagaimana bisa menekan angka persoalan yang ada di lapangan berkaitan dengan keterbatasannya pupuk dan lainnya. Pemerintah siap hadir memberikan solusi terbaik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dispaperkan Dwiyama Satyani Budyayu menyampaikan merujuk pada arah pembangunan jangka menengah daerah salah satu poin penting yang menjadi perhatian adalah upaya pemulihan ekonomi akibat Covid-19 melalui sektor pertanian.
“Paling tidak ada tiga isu strategis yang menjadi perhatian. Pertama, terkait ketersediaan dan keamanan pangan. Kedua peningkatan akses saprodi bagi petani dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas pertanian. Ketiga penguatan kelembaagaan petani,” tegasnya.
Untuk ketersediaan dan keamanan pangan seperti bahan pangan pokok berupa beras, lanjut dia, saat ini produksi masih surplus. Tetapi yang menjadi perhatian ke depan terkait ketersediaan lahan yang terus berkurang dan kebutuhan yang akan terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk.
Ekonomi Petani
“Di sini Dispaperkan, bersama Kementrian Pertanian melakukan identifikasi dan pendatataan lahan pangan berkelanjutan (LP2B) sehingga diharapkan alih fungsi lahan sawah dapat diperlambat,” jelas Dwiyama.
Sedang peningkatan akses saprodi bagi petani, ke depan akan difokuskan pada peningkatan akses petani pada benih/bibit yang berkualitas.
Terutama untuk komoditas potensial. Baik tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan dan perikanan.
“Kami berharap bisa memulai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi balai benih yang kita miliki, baik Balai Benih Pertanian Sariaji maupun Balai Benih Ikan,” ucapnya.
Sedangkan untuk penguatan kelembagaan petani, lanjut dia, tahun ini mulai kita lakukan identifikasi dan penggalian permasalahan kebutuhan untuk pengembangan kelembagaan ekonomi petani.
Pihaknya berharap ke depan kelompok ekonomi petani terbentuk karena kesadaran dan kebutuhan petani untuk meningkatakan kapasitas usaha tani secara kolektif.
“Dalam pelaksanaannya tentu saja akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas masing-masing. Dengan memperhatikan kondisi maupun dinamika di lapangan dan tentu saja memperhatikan kemampuan sumber daya yang dimiliki,” pungkas Dwiyama.
Muharno Zarka