omah latare ombo
Sambil menikmati aneka kuliner di Omah Latare Ombo, bila cuaca cerah mendukung pengunjung bisa menyaksikan panorama lima gunung sekitarnya yakni, Gunung Andong, Telomoyo, Sumbing, Prau dan Merbabu. Foto; Yon

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Para wisatawan yang akan berkunjung ke wilayah Kabupaten Magelang khususnya di sekitar lereng Gunung Merbabu, kini tidak bingung lagi mencari tempat kuliner yang representatif.

Yakni, dengan hadirnya sebuah berdiri sebuah tempat kuliner yang sangat asyik dan instagramable, ditambah dengan berbagai menu makanan yang istimewa.

Tempat kuliner yang ada Jalan Raya Magelang –Salatiga KM 24, tepatnya di Dusun Jarak Desa Gondangsari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, yakni Omah Latare Ombo Coffee & Kitchen.

joglo
Para pengunjung Omah Latare Ombo, bisa memilih tempat untuk menikmati aneka kuliner seperi di joglo, gazebo, dan di luar ruangan. Foto: Yon

Di  Omah Latare Ombo tersebut, para pengunjung selain bisa menikmati aneka makanan dan minuman, bisa menikmati keindahan alam pegunungan sekitarnya.

Dan, bila cuaca cerah mendukung, panorama lima gunung sekitarnya yakni, Gunung Andong, Telomoyo, Sumbing, Prau dan Merbabu dapat disaksikan. Selain itu, sekitar lokasi tersebut, pengunjung juga bisa memandang hamparan hijau tanaman sayuran milik penduduk sekitarnya.

Sejauh mata memandang di lokasi tersebut, mengilhami sang pemilik, Basori untuk menamakan tempat kuliner yang dikelolanya dengan nama “ Omah Latare Ombo” . Dan, dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti rumah yang memiliki halaman luas.

Di lokasi tersebut, para pengunjung bisa memilih tempat untuk menikmati kuliner di bangunan  yang memadukan bangunan tradisional dan modern. Hampir semua tempat duduk yang disediakan menawarkan kenyamanan. Pengunjung tinggal pilih, mau di bangunan joglo, gazebo, dan di luar ruangan.

Basori menambahkan, sebelum dibangun menjadi tempat kuliner yang saat ini berdiri, dulunya merupakan kedai kopi kecil yang berdiri di pinggiran Jalan Raya Magelang- Salatiga tersebut. “Bahkan lahan ini sempat akan saya jual  dan saya pasang papan ‘dijual’. Namun, hingga berbulan-bulan lamanya tidak ada satupun yang meliriknya,” ujarnya.

Karena, tidak ada peminat yang akan membeli tanah tersebut, akhirnya ia memanfaatkan sebagai kedai kopi bersama dengan temannya.

Keberadaan kedai tersebut,  sedikit demi sedikit mampu menarik orang yang kebetulan lewat  dari berkunjung ke sejumlah objek wisata di Kecamatan Pakis dan sekitarnya  untuk mampir sekedar ‘ngopi’.

Keberadaan tempat nongkrong ini juga membawa berkah tersendiri bagi warga sekitar karena mayoritas karyawan adalah warga setempat. Bahkan, dengan keberadaan kafe ini, harga tanah sekitanya  juga meningkat tajam.

“Dengan adanya kafe ini , saya berharap mampu membangkitkan potensi wisata edukasi yang saat ini sedang dikembangkan di desa sekitarnya. Dan, juga bisa mengembangkan potensi ekonomi pertanian, wisata dan juga kebudayaan,” ujarnya.

Pihaknya sudah memikirkan akan menggandeng grup seni dan budaya warga setempat untuk tampil di kafe. Pengunjung pun akan disuguhkan dengan pentas kesenian warga lokal, seperti jaranan dan leak.

“Ini menjadi program kita dari awal, tapi karena pandemi belum bisa terlaksana. Mungkin dalam waktu dekat akan kita realisasikan,” paparnya. Yon