Oleh : Hadi Priyanto
JEPARA (SUARABARU.ID) – Sampai saat ini penyebaran Covid-19 terus saja terjadi hingga sangat menakutkan dan menghantui masyarakat. Bukan saja jumlah kasusnya yang terus naik dan korban semakin banyak berjatuhan, tetapi cara penularan dan variannya juga berkembang pesat.
Bahkan badan kesehatran dunia WHO kemudian memasukkan udara sebagai media atau transmisi penyebaran virus Corona. Ini berarti virus Corona bisa menyebar dengan sangat mudah melalui partikel-partikel kecil yang melayang di udara yang kemudian dihirup oleh orang yang ada dfisekitarnya.
Sebelumnya WHO telah merilis di laman resminya cara penyebaran virus yang bisa mematikan ini yaitu penyebaran virus melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, dan bahkan saat bernapas. Saat melakukan aktivitas itu udara yang keluar dari hidung dan mulut mengeluarkan partikel kecil atau aerosol dalam jarak dekat yang disebut droplet
Disamping itu ada media penyebaran lain melalui permukaan yang terkontaminasi. Cara penularannya sangat sederhana yaitu saat seseorang menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin, lalu virus itu berpindah ke orang lain melalui hidung, mulut, atau mata.
Dalam laman resmi WHO, penyebaran virus Corona juga bisa terjadi melalui darah, dari ibu ke anak, hingga dari hewan ke manusia.
Selain cara penularan virus Corona, WHO pun juga menyinggung beberapa tempat yang rawan menjadi tempat penyebaran virus Corona, seperti tempat ramai, tempat sempit dan bahkan ruang yang terbatas dan tertutup.
Terkait dengan tempat-tempat penyebaran tersebut ada sejumlah tempat yang sering kita diabaikan. Padahal tempat tersebut potensial menjadi tempat menularnya virus Corona baik karena udara, percikan droplet maupun menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi.
Dimana saja tempat potensial yang oleh para ahli sering dikatakan sebagai titik-titik lengah tersebut? . Sebab ditempat itu tanpa kita sadari menjadi tempat dimana kita bisa tertular.
Titik lengah terbesar adalah saat kita bersama keluarga, teman dan rekan sekerja atau saudara sebab kita merasa aman. Apalagi jika sebelum kumpul sudah dilakukan tes hingga kita merasa aman. Padahal hasil test itu bersifat real time. Jadi hanya berlaku saat menjalani tes. Jadi hasil negatif tidak menjamin bahwa Anda telah terbebas dari virus.
Titik lengah lainnya adalah saat kita berada di tempat ibadah, makan bersama dengan keluarga yang tidak serumah, memanggil tukang pijat, foto bersama dengan membuka masker,kumpui keluarga atau teman yang tidak serumah atau asiten rumah tangga.
Titik lengah berikutnya adalah saat menghadiri arisan, belanja kepasar atau tukang sayur, pergi ke mall, restoran, membiarkan anak bermain dengan temannya, dan makan bersama tanpa menjaga jarak.
Titik lengah yang lain adalah memanfaatkan transportasi umum atau bersama seperti kegiatan wisata atau ziarah, antrean tak berjarak, toilet umum, rapat, belajar kelompok, aktivitas di sekolah, dan menghadiri acara pernikahan. Tinggal di kost, berbagi alat pribadi, menerima tamu dan teman juga menjadi titik lengah yang lain.
Lalu apakah kita tidak boleh melakukan apapun ? Tentu saja boleh. Namun harus selalu waspada dan konsisten menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, mengindari kerumunan, menghindari kontak badan serta mengurangi mobilitas. Sebab hanya dengan itu kita bisa melindungi diri kita sendiri dan keluarga.
Penulis adalah Wartawan SUARABARU.ID