blank
Anggota Komisi D DPRD Kudus, H Sayid Yunanta. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Lima desa di wilayah Kabupaten Kudus hingga kini masih mencatatkan nihil kasus Covid-19 di saat puluhan desa lainnya menjadi zona merah seiring melonjaknya kasus. Persebaran penduduk yang jarang serta penerapan protokol kesehatan yang ketat kemungkinan menjadi faktor penyebab nihilnya penularan.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 per 2 Mei 2021, kelima desa tersebut diantaranya Blimbing Kidul Kecamatan Kaliwungu, Kauman Kecamatan Kota, Desa Ternadi dan Dukuh Waringin Kecamatan Dawe, dan Glagah Kulon Kecamatan Undaan.

Sejak angka kasus melonjak paskalebaran, kelima desa ini masih bertahan untuk mencatatkan nihil kasus Covid-19. Selain itu, ada pula 9 desa yang sejauh ini hanya memiliki satu kasus Covid-19 aktif.

Sementara,  untuk desa dengan kasus aktif tertinggi saat ini terjadi di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae dengan 47 kasus aktif. Dari jumlah kasus aktif tersebut 10 pasien diantaranya dirawat dan 37 lainnya isolasi mandiri.

Sementara di posisi berikutnya ditempati desa Jepang Kecamatan Mejobo dan Desa Besito, Kecamatan Gebog yang masing-masing memiliki 34 kasus aktif. Di Desa Jepang, jumlah pasien 16 orang dirawat, sementara di Desa Besito, pasien dirawat sebanyak 6 orang.

DESA DENGAN KASUS AKTIF COVID-19 TERTINGGI

NO DESA COVID-19
DIRAWAT ISMAN TOTAL
1 GONDANG MANIS 10 37 47
2 JEPANG 16 18 34
3 BESITO 6 28 34
4 KARANG BENER 5 25 30
5 BAE 1 27 28
6 PASURUHAN LOR 6 21 27
7 GETAS PEJATEN 9 18 27
8 JEPANGPAKIS 3 24 27
9 RENDENG 6 18 24
10 PEDAWANG 8 16 24
11 TANJUNGREJO 5 18 23
12 NGEMBAL KULON 4 18 22
13 MLATI KIDUL 1 20 21
14 LORAM WETAN 3 17 20
15 GRIBIG 1 19 20
16 GARUNG LOR 6 13 19
17 NGEMBALREJO 3 16 19
18 MIJEN 6 12 18
19 GONDOSARI 3 14 17
20 KEDUNGDOWO 1 14 15

Data Satgas Covid-19 Kab Kudus 2 Mei 20201

Meski demikian, desa-desa lain juga memiliki angka kasus aktif tak jauh berbeda. Berdasarkan data yang ada, saat ini lebih dari 50 desa di Kudus yang memiliki kasus aktif per desa di atas 10 kasus.

Anggota Komisi D DPRD Kudus, H Sayid Yunanta mengaku prihatin dengan masih tingginya kasus Covid-19 di hampir semua wilayah di Kudus. Menurutnya, semua elemen pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu untuk menekan penularan Covid-19.

“Tak bisa ditangani secara parsial. Harus melibatkan semua stakeholder agar kasus Covid-19 di Kudus bisa menurun,”tandas Sayid, Rabu (3/6).

Optimalisasi Jogo Tonggo

Sayid menyebutkan, perlu ada sistem pencegahan dan penanganan yang terkoordinasi secara rapi dari tingklat kabupaten hingga tingkat terendah seperti RT dan RW di masing-masing desa. Program jogo tonggo harus dijalankan secara terstruktur dan dilaksanakan secara benar.

Menurut Sayid, selama ini banyak pemerintah desa tidak menjalankan jogo tonggo secara baik. Padahal, jogo tonggo bisa difungsikan untuk memantau, mendata hingga membantu jika ada warga yang terpapar.

“Pemantauan, pendataan warga yang terkonfirmasi positif semestinya bisa dilakukan secara lebih mikro melalui jogo tonggo. Pun dengan pengawasan jika ada warga terpapar, harusnya juga dioptimalkan melalui program ini,”tandasnya.

Sayid mengaku banyak mendengar keluhan warga miskin yang terkonfirmasi positif, kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat isolasi mandiri. Hal tersebut, seharusnya tidak boleh terjadi jika jogo tonggo berjalan secara maksimal.

“Kalau ada warga isolasi mandiri, praktis jogo tonggo harus bertanggung jawab memenuhi kebutuhan hidupnya. Apakah menggunakan dana desa atau menggalang swadaya lingkungan,”tukasnya.

Tm-Ab