blank
Kegiatan Talkshow peringatan lahirnya Pancasila yang digelar Kesbangpol Jateng, dan dihadiri CEO Marimas, Harjanto Halim, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, dan Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Foto: Dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak lama, termasuk dalam masyarakat Jawa, yakni sikap toleransi atau yang biasa disebut dengan tepo saliro.

Hal itu disampaikan CEO Marimas yang juga tokoh pendidikan dan budaya, Harjanto Halim saat talkshow peringatan hari lahirnya Pancasila yang bertema ‘Pancasila Dalam Tindakan, Kolaboratif Inklusif’ di Taman Budaya Jawa Tengah.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kesbangpol Jawa Tengah itu juga menghadirkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, dan Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.

“Nilai-nilai Pancasila sebenarnya sudah ada sejak lama, termasuk dalam masyarakat Jawa, yakni sikap toleransi atau tepo saliro. Saat ini, tepo saliro makin terkikis oleh gempuran budaya dari luar, serta mulai lunturnya nilai-nilai kemanusiaan,” ungkap Harjanto kepada Suarabaru.id, Rabu (2/6/2021).

Menurutnya, hal sederhana yang bisa kita lakukan dalam praktik kehidupan sehari-hari adalah asas kepatutan.

“Contohnya jika saya harus pergi ke luar kota pagi-pagi sekali, saya buatkan sarapan dan kopi dulu untuk sopir saya,” kata Halim.

Menurut Halim, Pancasila dalam tindakan juga bisa ditunjukkan dengan mendukung karya dan usaha anak bangsa.

“Misalnya, saya dari etnis Tionghoa, dari kecil saat menonton pertandingan badminton. Jika tim Indonesia melawan Tiongkok, saya selalu membela Indonesia. Karena muncul rasa kecintaan terhadap bangsa di dalam diri saya,” tandasnya.

Sementara melalui rilisnya, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka berharap, agar anak muda bisa ikut menyebarkan berita-berita yang positif dari pada berita maupun video yang tidak substansi dan mengarah ke yang negatif.

“Sebab sekarang ini berita yang negatif lebih banyak dishare dibandingkan berita prestasi suatu daerah. Misalnya Solo memperoleh WTP 11 kali, malah tidak ada yang nggagas. Tapi kalau berita yang miring cepat diviralkan,” ujarnya.

Menurut Gibran, hal ini yang akan menjadi Pekerjaan Rumah (PR). Bagaimana ke depan bisa menyebarkan prestasi suatu daerah yang menonjol.

“Juga di media sosial, kalau bisa berita menyenangkan, prestasi Indonesia dilambungkan. Bukan viralkan yang tidak produktif dan video yang tidak substansi,” harapnya.

Sementara itu Ganjar Pranowo menuturkan, gagasan di luar Pancasila juga aktif disebarkan lewat berbagai media.

Untuk itu pihaknya akan memenuhi semua ruang, seperti contoh atau tauladan yang baik bisa direkam dan disebarkan lewat medsos.

“Seperti membuat film, dengan narasi yang baik bisa dijadikan tauladan untuk masyarakat,” kata Ganjar.

Ning

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini