blank
Tentara Kerajaan Yordania mengendarai kendaraan militernya sambil membawa foto Raja Abdullah saat parade Peringatan Hari Kemerdekaannya ke-74 dengan aktivitas perayaan yang terbatas, di tengah merebaknya penyakit virus corona (COVID-19), di Amman, Yordania, Senin (25/5/2020). Antara

AMMAN (SUARABARU.ID) – Saudara tiri Raja Abdullah dan mantan ahli waris takhta Yordania mengatakan dalam rekaman yang dirilis oleh kelompok oposisi negara itu bahwa dia tidak akan patuh setelah dilarang untuk berkegiatan apa pun dan disuruh diam.

Pangeran Yordania yang terasing, Hamza, mengatakan dalam rekaman suara yang dirilis pada Senin (05/04/2021) bahwa dia akan melanggar perintah militer untuk tidak berkomunikasi dengan dunia luar setelah dia ditempatkan dalam tahanan rumah.

“Saya akan bertindak dan tidak akan mematuhi ketika mereka memberi tahu tidak boleh keluar atau membuat cuitan (di Twitter) atau menghubungi orang-orang dan hanya diizinkan untuk melihat keluarga,” kata Hamza dalam rekaman yang dia sebarkan ke teman-teman dan kontaknya.

Baca Juga: PM Israel Netanyahu Hadapi Pengadilan Hukum dan Masalah Politik

Pada Sabtu (3/4/2021), kelompok militer Yordania memperingatkan Pangeran Hamza atas tindakan yang dinilai merusak “keamanan dan stabilitas” di Yordania, negara yang merupakan sekutu utama Amerika Serikat.

Pangeran Hamza kemudian mengatakan dia sedang berada dalam tahanan rumah. Beberapa tokoh terkenal lain Yordania juga ditahan.

Para pejabat Yordania pada Minggu (4/4/2021) mengumumkan bahwa Pangeran Hamza telah berhubungan dengan orang-orang yang memiliki kontak dengan pihak asing dalam rencana untuk mengguncang Yordania, dan dia telah diselidiki selama beberapa waktu.

Baca Juga: Tim SAR Taiwan Coba Keluarkan Jenazah Terakhir dari Kereta Anjlok

Tidak jelas mengapa pihak kerajaan Yordania memutuskan untuk menindak Pangeran Hamza sekarang, tetapi Hamza sebelumnya menempatkan dirinya dalam risiko dengan sering menghadiri pertemuan suku. Dalam pertemuan, ada sejumlah orang yang mengkritik raja.

Para pejabat Yordania mengatakan bahwa upaya sedang dilakukan untuk menyelesaikan krisis di dalam keluarga kerajaan percekcokan terbuka pertama dalam beberapa tahun, tetapi Pangeran Hamza tidak mau bekerja sama.

Raja Abdullah mencopot Pangeran Hamza dari posisinya sebagai ahli waris takhta pada 2004, yakni suatu tindakan yang memperkuat kekuasaannya.

Ant-Claudia