WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Untuk kali ketiga, Pemkab Wonosobo kembali menggelar lomba inovasi Pelayanan Publik.
Sebanyak 20 peserta dari lintas unit pelayanan publik yang telah lolos tahap verifikasi, selama 2 hari terakhir menjalani penjurian di Harvest Front One Inn Wonosobo.
Kepala Bagian Organisasi Setda, Harti Kamis (4/3), menjelaskan perihal tujuan digelarnya lomba inovasi pelayanan publik bertajuk Innovaction atau Innovation to Action 2021 tersebut.
Sebagaimana pelaksanaan lomba inovasi pada tahun-tahun sebelumnya, Pemkab Wonosobo disebut Harti terus berupaya untuk memacu dan memicu persaingan positif antar unit pelayanan publik.
“Selain itu, tujuan dari Innovaction 2021 ini juga demi mendorong unit penyelenggaran pelayanan publik untuk dapat mereplikasi jenis-jenis inovasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka, serta mampu memecahkan permasalahan pelayanan melalui kegiatan yang inovatif,” terangnya.
Dengan kemampuan untuk melakukan terobosan tersebut, Harti meyakini penyelenggaraan pelayanan publik di Kabupaten Wonosobo, secara kualitas juga akan terus meningkat.
Demi terwujudnya penilaian atas karya-karya inovatif tersebut, panitia penyelenggara disebut Harti, sengaja menghadirkan dewan juri yang kompeten di bidang mereka masing-masing.
Salah satunya bahkan merupakan penasehat transformasi administrasi penguatan inovasi (GIZ) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Lima Yuri
“Ada 5 juri yang terlibat dalam penilaian lomba inovasi layanan publik ini, yaitu Abdul Kholiq Arif, Bupati Wonosobo periode 2005-2015, Sudarman mantan wartawan senior Suara Merdeka,” terangnya.
Juga Dosen Fakultas Ekonomi UNSIQ, Dr Elfan Kaukab, Kepala Bidang Bina Program dan Pengembangan Disdikpora Lintang Esti Pramanasari dan Redhi Setiadi selaku penasehat Pemprov Jawa Timur dalam bidang transformasi administrasi penguatan inovasi GIZ.
Kelimanya, ditegaskan Harti, memiliki integritas dan kompetensi untuk menilai setiap hasil karya secara objektif. Sehingga diharapkan mampu memberikan penilaian yang akurat, valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sementara terkait jenis-jenis inovasi yang diajukan dalam penilaian, Harti menyebut ada 20 peserta dari beragam latar belakang layanan.
“Secara kategori, kami membagi jenis layanan di bidang kesehatan, pendidikan dan bidang ekonomi, namun pada realisasinya ternyata cukup banyak ragam inovasi pelayanan yang mendaftar,” tuturnya.
Titik berat penialian, menurutnya, akan lebih kepada apakah inovasi tersbeut memiliki unsur kebaruan, atau memperkenalkan gagasan unik maupun pendekatan baru.
Kemudian efektif atau memperlihatkan capaian nyata dan mampu menjawab permasalahan yang ada. Penilaian dilakukan secara ketat untuk menemukan inovasi layanan publik terbaik.
Berkelanjutan atau terdapat jaminan untuk terus dipertahankan, serta dapat direplikasi atau dicontoh dan diterapkan oleh perangkat daerah maupun unit pelayanan publik lainnya.
Muharno Zarka