blank
Presiden AS Joe Biden (kiri) saat masih menjadi Wapres AS bertemu Presiden China Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, Beijing, pada 2011. Antara

MILWAUKEE (SUARABARU.ID) – Presiden Amerika Serikat Joe Biden melayangkan peringatan terhadap China yang disebut akan membayar akibat dari pelanggaran hak asasi manusia (HAM), pada Selasa (16/2/2021), saat merespon pertanyaan dalam sebuah acara televisi terkait langkah penanganan negara Asia tersebut terhadap minoritas Muslim di kawasan barat Xinjiang.

Presiden Xi Jinping telah dihujani kritik global karena menahan minoritas Uighur di kamp-kamp pengasingan dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.

“Akan ada akibatnya bagi China dan dia (Xi Jinping) mengetahui itu,” kata Biden saat dicecar terkait isu tersebut dalam acara balai kota yang ditayangkan oleh saluran televisi CNN.

Baca Juga: Istri Kim Jong Un Tampil di Depan Umum Setelah Setahun

Amerika Serikat akan menegaskan kembali peran globalnya dalam menyuarakan hak asasi manusia, ujar Biden, yang menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk membuat China melindungi mereka.

“China berusaha keras untuk menjadi pemimpin dunia dan untuk mendapatkan julukan itu, dan untuk dapat melakukannya, mereka harus mendapatkan kepercayaan dari negara-negara lain,” kata Biden dalam perjalanan resmi pertamanya sejak menjabat sebagai presiden pada Januari.

“Selama mereka terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan hak asasi manusia, akan sulit bagi mereka untuk melakukan itu,” tambahnya.

Dalam percakapan melalui telepon yang berlangsung selama dua jam dengan Xi bulan ini, Biden menekankan prioritas AS untuk melestarikan kebebasan dan keterbukaan di kawasan Indo-Pasifik, di mana AS dan China adalah rival strategis besar.

Dia juga menyuarakan kekhawatiran terhadap “paksaan dan ketidakadilan” dalam praktik Beijing terkait perdagangan dan isu-isu hak, termasuk tindakan keras di Hong Kong, pengasingan Xinjiang, dan aksi-aksi yang semakin keras di Asia, termasuk terhadap Taiwan yang diklaim berada dalam teritori China.

Ant-Claudia