JAKARTA (SUARABARU.ID) – Stephane Peterhansel memimpin upacara penghormatan kepada legenda Reli Dakar Hubert Auriol menyusul kabar kematian pebalap pertama yang memenangi gelar di kategori sepeda motor dan mobil itu pada Minggu.
Peterhansel mengenang Auriol setelah etape tujuh Reli Dakar tahun ini usai sebagai pemimpin klasemen sementara di saat sang pebalap Prancis mengejar titel ke-14nya di Dakar.
“Saya berada di reli ini karena apa yang saya lihat, apa yang Hubert telah lakukan,” kata Peterhansel seperti dikutip AFP.
“Bagi saya dia selalu menjadi panutan dalam hal kelas dan kecerdasan.”
Auriol meninggal pada usia 68 tahun setelah lama mengidap penyakit jantung.
Tak ingin menyerah dengan sakit yang mempengaruhi kesehatannya, Auriol menyempatkan diri ke Arab Saudi untuk melihat edisi pertama Dakar di Timur Tengah tahun lalu, untuk terakhir kalinya menyambangi komunitas yang ia bantu kembangkan.
Ketika Reli Dakar belum lama lahir di Afrika, Auriol menjadi salah satu wajah ikonik di reli tersebut setelah menang dua kali kategori sepeda motor pada 1981 dan 1983.
Pria kebangsaan Prancis kelahiran Addis Abeba itu kemudian mendapat julukan “The African”.
Tahun 1992 menyaksikan Auriol sebagai pebalap pertama yang memenangi dua kategori berbeda setelah kolaborasinya dengan navigator Philippe Monnet membuahkan gelar di kategori mobil.
Salah satu momen yang paling mengenang terjadi pada 1987 ketika dia kalah dari rival utamanya sekaligus kompatriotnya Cyril Neveu setelah mengalami patah kedua mata kakinya di etape penultima.
Setelah finis runner-up pada 1994, dia meninggalkan kemudi mobilnya dan memimpin jalannya Dakar sebagai race director hingga 2003.
Peterhansel mengikuti jejak pebalap yang menjadi pahlawannya itu dengan mengklaim tujuh gelar di kategori mobil setelah merebut enam gelar di kategori sepeda motor.
“Dia adalah orang yang luar biasa, selalu tersenym bahkan di momen-momen terberat,” kata Peterhansel.
“Ini hari yang sangat menyedihkan bagi dunia reli… bagi Dakar.”
Ant/Muha