JAKARTA (SUARABARU.ID) – Konflik internal yang tengah berlangsung di manajemen Barcelona cukup menyelamatkan kursi Ronald Koeman dari ancaman pemecatan, kendati ia membuat Las Blaugranas mengawali awal musim terburuk di Liga Spanyol dalam 33 tahun terakhir.
Hal itu semakin diperparah dengan kekalahan memalukan di tangan Juventus dalam laga pemungkas Grup G Liga Champions dengan skor 0-3 di Camp Nou, Selasa (8/12) kemarin.
Sementara Lionel Messi tak berkutik, rival abadinya Cristiano Ronaldo mengemas dua gol dari titik putih untuk menyokong kemenangan Juve, yang secara kasat mata seharusnya kian mengancam nasib Koeman jika saja ini masa yang normal.
Namun, karena manajemen Barcelona baru saja ditinggal Josep Maria Bartomeu yang mengundurkan diri dari kursi presiden dan pemimpin anyar akan dipilih dalam dua tahun ke depan, nasib Koeman setidaknya masih aman.
Carlos Tusquets yang bertugas sebagai presiden interim Barcelona didampingi komisi manajemen, sesuai statuta klub memang hanya diperbolehkan “mengambil keputusan penting dan esensial untuk menjaga aktivitas klub secara normal dan menjaga kepentingan yang lebih besar”.
Menunjuk dan mempekerjakan manajer bukanlah bagian dari mandat tanggung jawab yang dipikul presiden interim serta komisi manajemen, yang tugas utamanya menjalankan operasional klub hingga pemilihan presiden berikutnya pada 24 Januari.
Tusquets belakangan dihujani kritik –termasuk dari Koeman– karena pernyataannya di muka publik berkomentar soal Messi seharusnya dijual pada bursa transfer musim panas lalu, tetapi Koeman jelas terselamatkan situasi aneh yang dijalani manajemen Barcelona.
Terlebih pelatih asal Belanda itu jelas masih lebih beruntung dibandingkan pendahulunya Ernesto Valverde yang dipecat Januari 2020 lalu ketika Barcelona berada di puncak klasemen Liga Spanyol dan masih berstatus juara bertahan liga dua musim beruntun.
Lantas pengganti Valverde, Quique Setien, juga dipecat setelah gagal mempertahankan gelar Liga Spanyol dan dibabat habis 2-8 oleh Bayern Munich di perempat final Liga Champions, membuat tenor kepelatihannya hanya beberapa bulan saja.
Koeman tiba dengan reputasi yang jauh lebih gemilang di mata para suporter, mengingat ia merupakan pencetak gol penentu keberhasilan Barcelona menjuara Piala Champions 1992.
Namun, reputasi itu berbanding 180 derajat jika menilik hasil yang diraih Barcelona di bawah tenor kepelatihannya, yang jika dibandingan dua pendahulunya pun bakal tampak sangat buruk.
Empat kekalahan dari 10 pertandingan di Liga Spanyol musim ini membuat Barcelona terpaut 12 poin jauhnya dari puncak klasemen yang saat ini diduduki oleh Atletico Madrid.
Lantas kekalahan kontra Juve kemarin membuat Barca untuk pertama kalinya gagal memuncaki fase grup Liga Champions mereka sejak 2006/07.
Koeman, kini punya waktu kurang dari dua bulan untuk membalikkan peruntungannya dan menumbuhkan kepercayaan agar sosok yang terpilih menduduki kursi presiden Barcelona nanti tetap menjamin pekerjaannya di tepi lapangan Las Blaugranas, demikian Reuters.
Ant/Muha