Seorang nasabah mengantre di ruang tunggu Bank Syariah Mandiri, Jakarta, belum alama ini. Foto: ilustrasi/antara

SOLO (SUARABARU.ID)– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, merger atau penggabungan Himpunan Bank Negara (Himbara) yang bergerak di sektor syariah, bisa meningkatkan pangsa pasar.

”Adanya merger, akan ada bank syariah besar di Indonesia. Pemerintah juga komitmen menambah modal, sehingga menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) IV,” kata Kepala OJK Surakarta, Eko Yunianto di Solo, Minggu (6/12/2020).

Dengan demikian, diharapkan pangsa pasar perbankan syariah di dalam negeri, bisa terus meningkat secara signifikan. Dia menambahkan, hingga saat ini OJK mencatat pangsa pasar perbankan syariah di dalam negeri masih di kisaran enam persen.

BACA JUGA : HIMKI Minta Pemerintah Bentuk Instansi Khusus Rotan

”Tahun lalu juga berkisar di angka itu. Peningkatannya hanya tipis, karena memang awalnya kecil. Walaupun meningkatnya kecil, tetapi kan konvensional juga ikut naik,” ujarnya.

Dia berharap, dengan adanya merger ini, setidaknya pangsa pasar bank syariah bisa mencapai angka 10 persen.

Sementara itu mengenai inklusi dan literasi keuangan syariah di Provinsi Jateng, sejauh ini masih fluktuatif. Terakhir pada tahun 2019, OJK mencatat indeks literasi keuangan syariah Provinsi Jateng sebesar 11,78 persen, atau meningkat jika dibandingkan tahun 2016 yang hanya sebesar 11,2 persen.

Lebih Luas
Meski demikian untuk indeks inklusi keuangan syariah, justru mengalami penurunan. Yaitu jika pada tahun 2016 indeks inklusi keuangan syariah di Jateng sebesar 13,8 persen, untuk tahun 2019 turun menjadi 12,57 persen.

Mengenai rencana merger, Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Solo Raya, Dody Rukadi menyatakan, upaya itu memungkinkan bank syariah melakukan ekspansi pasar yang lebih luas lagi.

”Kalau untuk segmentasi pasar yang menjadi prioritas, masih disusun. Kalau saat ini yang paling besar masih di bidang pengolahan dan perdagangan,” imbuh dia.

Ant-Riyan