MAGELANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut, penyelenggaraan lomba lari Borobudur Marathon (BorMar) 2020, sebagai sejarah baru even lari di Tanah Air, di tengah pandemi Covid-19.
Dia pun mengajak kepada 26 pelari nasional yang akan bersaing di kategori Elite Race, untuk menjaga stamina dan menunjukkan kemampuan terbaiknya pada even ini.
Ajang BorMar akan berlangsung di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur, Magelang, Minggu (15/11/2020) pagi, dengan protokol kesehatan superketat.
BACA JUGA : KONI Kota Semarang Dorong Penerapan Sports Science
”Saya memang ingin BorMar jangan sampai hilang. Kita harus jaga marwah dan eksistensinya sebagai lomba lari bergengsi. Saya mengapreasi kerja panitia yang harus ‘Gedabikan’ untuk menggelar agenda di tengah pandemi. Sejarah bakal mencatatnya,” kata Ganjar, melalui teleconference saat konferensi pers di Hotel Plataran, Magelang, Sabtu (14/11/2020).
Selain gubernur, hadir sebagai narasumber Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Sinoeng Nugroho Rachmadi, Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An dan Wakil Ketua Umum Kompas Budiman Tanuredjo mewakili penyelenggara.
Start dan finish BorMar dipusatkan di area lingkungan Taman Lumbini, dan pelari menempuh rute sejauh 42,195 km, dengan point to point sebanyak 12 kali putaran. Sebelum tampil, selama dua hari menjalani karantina dan tes usap (swab) di hotel Puri Asri. Tidak hanya atlet, semua yang terlibat di even ini, tidak terkecuali wartawan pun harus di test swab.
Sinoeng sendiri menjelaskan, keberadaan BorMar yang mengusung konsep hybrid, yaitu terdiri atas Elite Race dan Virtual Challenge, membawa implikasi yang luas. Ada tiga dampak yang bisa dimunculkan, yaitu kreativitas, kolaborasi dan kedisplinan.
Rekomendasi PB PASI
Di bagian lain, Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An menyatakan, optimismenya BorMar akan menggairahkan pelaku usaha dan wisata, khususnya di Magelang. Dia percaya, ini akan menjadi titik balik untuk bangkit dalam menyelenggarakan even-even lari di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Chie An menyampaikan harapannya agar rekor baru marathon pecah di BorMar. Jika itu terjadi, akan makin membuat even ini bersejarah.
”Saya sedih juga, karena pelari asal Magelang Agus Prayogo tidak ikut. Saya yakin dengan lintasan yang datar, berstandar dan direkomendasi PB PASI ini, momentum Agus bisa mencetak rekor baru,” tambah pengusaha ayam itu.
Seperti diketahui, catatan rekor Nasional maraton masih dipegang pelari legendaris almarhum Eduardus Nabunome, dengan waktu 2 jam 19 menit 18 detik.
Budiman Tanuredjo mengungkapkan, pelari yang turun adalah mereka yang sudah diseleksi dan direkomendasi PB PASI, sebagai otoritas tertinggi atletik di Indonesia. Mayoritas peserta adalah atlet yang lolos PON XX Papua. Senada dengan Chie An, dia pun menginginkan rekor baru lahir di BorMar.
Tetap Berkomitmen
”Kami berharap, BorMar akan menginspirasi even olahraga lain. Ada 9.090 pelari yang meramaikan Virtual Challenge, dan ini bukti BorMar masih diminati,” imbuhnya.
Salah satu peserta yang ikut dalam even ini, Pelat Asma Bara, mengaku, sangat menantikan digelarnya Borobudur Marathon. Terakhir kali dia mengikuti race di Borobudur Marathon 2019.
Bara mengungkapkan, dirinya vakum seloama beberapa bulan, dikarenakan adanya pandemi, sehingga banyak perlombaan lari dibatalkan. ”Tentunya saya sangat mengapresiasi penyelenggara yang bisa mempersiapkan perlombaan ini,” pujinya.
Terkait penyelenggaraan BorMar, Direktur Bisnis Ritel dan Unit Usaha Syariah Bank Jateng, Hanawijaya menambahkan, pihaknya berkomitmen mendukung lomba ini. Menurutnya, ada dua elemen yang mengemuka, yaitu membangun kepercayaan dalam menggerakkan ekonomi, dan kemampuan untuk bangkit di tengah pandemi.
Sementara itu, Wakapolres Magelang, Kompol Aron Sebastian SIK MSi mengatakan, pihaknya menerjunkan 129 anggotanya, untuk pengamanan BorMar. Mereka bertugas di dua titik, yaitu di sekitar venue dan di luar lingkungan luar Taman Lumbini.
Acara press conference diakhiri pemotongan tumpeng oleh Kadis Porapar Jateng, Sinoeng Nugroho Rachmadi, diberikan kepada Liem Chie An dan Budiman Tanuredjo.
Salah satu peserta yang ikut dalam even ini, Pelat Asma Bara, mengaku, sangat menantikan digelarnya Borobudur Marathon. Terakhir kali dia mengikuti race di Borobudur Marathon 2019.
Bara mengungkapkan, dirinya vakum seloama beberapa bulan, dikarenakan adanya pandemi, sehingga banyak perlombaan lari dibatalkan. ”Tentunya saya sangat mengapresiasi penyelenggara yang bisa mempersiapkan perlombaan ini,” pujinya.
Riyan-Sol