blank

Pahlawan Masa Kini:

Pembela Keadilan, Kebenaran dan Kesejahteraan

 

Oleh: Ira Alia Maerani

HARI ini, 10 Nopember ditetapkan sebagai Hari Pahlawan berdasarkan Keppres Nomor 316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959. Pertempuran Surabaya yang heroik pada 10 Nopember 1945 di bawah komando Bung Tomo ditetapkan sebagai Hari Pahlawan ini.

Pada peringatan Hari Pahlawan kali ini, 10 Nopember 2020, Pemerintah menetapkan 6 (enam) Pahlawan Nasional. Mereka adalah: Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara; Machmud Singgirei Rumagesan dari Provinsi Papua Barat; Jenderal Polisi (Purn) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo dari Provinsi DKI Jakarta; MR SM Amin Nasution dari Provinsi Sumatera Utara; Raden Mattaher bin Pangeran Kusen bin Adi dari Provinsi Jambi; dan Arnold Mononutu dari Provinsi Sulawesi Utara.

Penyematan bintang jasa sebagai Pahlawan Nasional bukanlah hal yang mudah. Gelar terhomat ini diberikan kepada warga negara Indonesia atau seseorang yang berjuang mengorbankan jiwa dan raga serta harta demi  membela bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gelar ini juga diberikan kepada tokoh yang telah mendedikasikan hidupnya untuk tindakan kepahlawanan. Mengukir prestasi dan menghasilkan karya bagi pembangunan negara Republik Indonesia. Mengingat begitu luar biasanya prestasi yang ditorehkan, mungkinkah menjadi pahlawan masa kini?

Pahlawan Masa Kini
Sejatinya ada atau tidak diberikannya bintang jasa,  dedikasi sebagai seorang pahlawan nampak dengan semangat juang yang tinggi. Jiwa pengorbanan yang luar biasa, berani mengambil resiko demi kepentingan rakyat, dan berbagai bentuk pengorbanan lainnya merupakan wujud jati diri seorang pahlawan.

Bahkan seorang Jenderal Besar Perang Gerilya Jenderal Soedirman rela mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan negara tercinta, Republik Indonesia. Beredar di media sosial quotes beliau yang menggetarkan dada,”Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindugi banteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut bela, lawan yang aku hadapi.” Sebuah semangat membara yang perlu ditanamkan para generasi penerus kemerdekaan saat ini.

Bersikap untuk berani membela keadilan dan kebenaran. Sebagaimana Alloh yang Maha Kuasa berfirman dalam Al Qur’an surat An Nisa Ayat 135. “Jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan karena Alloh.” Baik terhadap diri sendiri, ibu bapak atau kaum kerabat. Terhadap orang yang kita sukai atau tidak disukai. Bertindak adil karena Alloh. Bertindak adil dekat kepada taqwa. Bertindak adil adalah sebuah perintah Alloh Yang Maha Besar (Allahu Akbar).

Ayat ini juga memberi perintah untuk jangan memperturutkan hawa nafsu. Tidak pro terhadap si kaya. Seperti potret penegakan hukum yang dinilai tajam ke bawah akan tetapi tumpul ke atas. Terhadap mereka yang miskin, penegakan hukum begitu tegasnya. Akan tetapi bagi si kaya tidak demikian. Oleh karena itu, berlaku, bertindak, memperlakukan dan diperlakukan adil dan benar adalah sebuah perintah dari Alloh Yang Maha Kuasa yang sudah saatnya terpatri dalam sanubari seluruh warga negara Indonesia.

Dalam rangka tercapainya sebuah kesejahteraan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang berpesan untuk semakin dekat kepada Alloh SWT. Dalam rangka keamanan dan kesentausaan jiwa. Orang yang mendekatkan dirinya pada pada Tuhan Yang Maha Esa tidak akan terperosok jiwanya dan tidak akan takut menghadapi cobaan. Sebuah keyakinan bahwa Tuhan YME senantiasa melimpahkan anugerah padanya.

Pesan Sang Pahlawan di atas membuat generasi selanjutnya bertekad untuk melanggengkan semangat dan dedikasi para pahlawan. Tak kenal lelah untuk terus berjuang membela dan menegakkan keadilan, kebenaran dan kesejahteraan di bumi pertiwi. Dengan terus meluruskan niat untuk hanya mengharap ridho Alloh semata. Menjadi yang terbaik di hadapan Alloh. Seperti janji Alloh di dalam Al Qur’an surat Al Imron Ayat 110 bahwa,”Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (karena kamu) menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Alloh.” Siapkah kita menjadi Pahlawan Masa Kini? (Dr. Ira Alia Maerani, M.H., dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang)

suarabaru.id