blank
Ganjar Pranowo saat mengunjugi posko pengungsian di Kabupaten Magelang, Jumat (6/11/2020). Foto: hery priyono

MAGELANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mengapresiasi Pemkab Magelang yang telah menyiapkan tempat pengungsian untuk mengantisipasi naiknya status Gunung Merapi.

Bahkan, Ganjar senang karena tempat pengungsian yang dibuat di gedung pertemuan Desa Deyangan dan Desa Banyurojo di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang itu, telah dibuat dengan standar protokol kesehatan ketat.

Di dua tempat pengungsian itu, ruangan luas disekat-sekat menggunakan triplek setinggi sekitar 1,5 meter dan lebar 2 meter persegi. Masing-masing sekat, hanya bisa digunakan pengungsi yang terdiri dari satu keluarga.

BACA JUGA : Ganjar Kunjungi Desa Tertinggi di Merapi, sambil Berikan Edukasi

Di dua tempat itu, ratusan warga sudah mengungsi. Mereka yang mengungsi di Desa Deyangan adalah warga yang ada di desa dekat dengan puncak Merapi, seperti Dusun Trono Desa Krinjing, Pugeran dan Trayem. Sedangkan pengungsi di Desa Banyurojo adalah warga Dusun Babadan, Paten Kecamatan Dukun.

Mulai Jumat (6/11/2020), mereka sudah meninggalkan desanya untuk mengungsi di tempat pengungsian ini. Mereka akan mengungsi sampai kondisi Merapi dinyatakan aman.

”Ini bagus, jadi antarkeluarga bisa dibatasi. Dengan cara itu, meskipun Merapi aktif dan mereka mengungsi, tapi di posisi pengungsian mereka aman karena protokol kesehatan terjaga. Tadi ketika mereka masuk, semuanya juga di rapid,” puji Ganjar, saat menengok pengungsi di posko pengungsian Magelang.

blank
Petugas kepolisian mengungsikan manula dan anak-anak dari sejumlah dusun, menyusul terus meningkatnya aktivitas Gunung Merapi. Foto: hery priyono

Kepada daerah lain yang masuk zona rawan bencana, termasuk erupsi Merapi, Ganjar meminta untuk segera menyiapkan tempat pengungsian seperti di Magelang ini. Jika memang tidak bisa, maka pembatasan bisa dilakukan dengan cara digambar atau dikotaki pakai kardus.

”Kalau bisa seperti ini, sangat bagus sekali. Tapi kalau tidak ya bisa pakai kardus atau digambar. Makanya, saya tadi ke sini, karena ini the best dan sampai sekarang belum ada yang buat seperti ini. Maka kalau ini dijadikan contoh, ini keren dan bisa mengantisipasi di saat pandemi,” pungkasnya.

Salah satu pengungsi, Samini (50) mengatakan, merasa nyaman dengan kondisi pengungsian yang disiapkan ini. Sebab, semua pengungsi dipisah sesuai dengan keluarga masing-masing.

Enak teng mriki, soale dipisah-pisah. Mbiyen umpel-umpelan, sak niki jembar (nyaman di sini, soalnya dipisah-pisah.
Dulu berdesakan, sekarang lebih luas tempatnya-red),” ucapnya.

Hery Priyono-Riyan