SEMARANG (SUARABARU.ID)– Meski masih dalam suasana pandemi covid-19, peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-6, tetap menggema di lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Seluruh pegawai Masjid terbesar kebanggaan Jateng ini, kompak mengikuti upacara di halaman depan MAJT, Kamis (22/10). Terlihat hadir pada upacara HSN ini, KH Ahmad, mantan Wagub dan Ketua PWNU, H Slamet Prayitno (mantan Kepala Kesbangpol Jateng), serta sejumlah kiai sepuh.
Ketua Pengelola Pelaksana MAJT, Prof Dr KH Noor Achmad MA mengakui, dalam situasi pandemi covid-19 ini, penyelenggaraan peringatan HSN di MAJT hanya melibatkan internal para sesepuh, pengurus dan karyawan. Namun secara moral, gaung hari santri harus menggema sebagai era kebangkitan santri.
BACA JUGA : Pemprov Berikan Penghargaan pada 15 Duta Ponpes dan Jogo Santri Kit
”Kami tidak mengundang pejabat, para pengasuh pondok pesantren juga tokoh masyarakat, karena pembatasan berkerumun dan penerapan protokol kesehatan,” tegas Prof Noor Ahmad.
Dalam sambutannya, Prof Noor menekankan kepada para santri, momentum Hari Santri Nasional harus digaungkan. Namun dengan cara yang elegan, tidak boleh melalui cara berdemo di jalan.
”Di pundak kalianlah para santri mempertahankan ahlusunnah waljamaah. Di pundak kalianlah para santri harus siap menghadapi berbagai tantangan, di pundak kalianlah para santri menyejahterakan seluruh umat,” tutur Prof Noor mencoba membangkitkan semangat para santri.
Resolusi Jihad
Diungkapkan dia, kini saatnya para santri berkiprah di garda terdepan, sebagai aktor-aktor ekonomi yang tangguh. Santri harus menjadi penopang ekonomi umat yang tangguh, bukan sekadar penonton di tengah posisinya sebagai kekuatan mayoritas di Tanah Air.
Pada upacara HSN itu, juga menggema seruan resolusi jihad yang dibacakan Drs H Istajib AS, yang telah ditetapkan pada 22 Oktober 1945. HSN yang ditetapkan Presiden RI Joko Widodo pada 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta itu, merujuk pada sebuah peristiwa bersejarah.
Peristiwa itu berupa, keluarnya seruan dari pahlawan Nasional, KH Hasyim Asy’ari, yang berisikan perintah kepada umat Islam, untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu, yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia usai Proklamasi Kemerdekaan.
Usai upacara bendera, dilanjutkan dengan Istighotsah kebangsaan di Aula MAJT, yang diikuti para santri peserta upacara dan para kiai sepuh, serta para pegawai MAJT. Rangkaian peringatan HSN ditutup doa, yang dipimpin Ketua Bidang Takmir MAJT, KH Hadlor Ikhsan.
Riyan-Sol