KUDUS (SUARABARU.ID) – Pandemi Covid-19 tak menghalangi Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Kota, Kudus, berkreasi. Salah satu badan otonom NU tersebut sukses memproduksi film keluarga berjudul ‘Ayah’.
Pemutaran perdana film tersebut digelar secara terbatas dalam sebuah acara di di aula belakang masjid agung, Selasa (15/9) malam.
“Rencananya, akan digelar pula nonton bareng bersama kader Ansor-Banser se Kecamatan Kota Kudus di Aula Masjid Agung sekaligus pra Konferensi Anak Cabang GP Ansor Kota pada 19 September 2020 mendatang,”kata Ketua GP Ansor Kecamatan Kota Kudus, M Fatchul Munif.
Film ‘Ayah’ sendiri bercerita tentang kisah perjuangan dan kegigihan seorang ayah yang mengalami kesulitan ekonomi di masa pandemi, namun masih tetap aktif berkhidmat sebagai anggota GP Ansor dan Banser.
“Film berdurasi 1 jam ini digarap oleh tim Sorban Film Production dan dibintangi oleh kader-kader Ansor-Banser Kecamatan Kota Kudus,” jelas Produser Sorban Film PAC Ansor Kota Kudus M Irvan.
Dijelaskan, film ini juga menceritakan sosok ayah yang tetap berusaha menyeimbangkan antara kerja dan kegiatan dalam organisasi meski kondisi ekonomi sedang terhimpit.
“Kerja keras, iman, taqwa, dan tawakkal menjadi pegangan kunci dalam menata kehidupan dirinya dan keluarga juga membesarkan organisasi berhaluan aswaja yang diikutinya,” ucapnya.
Untuk lokasi syuting lanjutnya, Sorban Film mengambil di kompleks Masjid Agung Kudus, Taman Bojana, Rumah Sahabat, Selepan Padi Undaan, dan Pondok Demaan Kota Kudus.
“Film ‘Ayah’ bagian dari upaya mendorong kader Ansor-Banser untuk terjun dalam dunia seni. Seiring perubahan zaman dan perkembangan dunia digital, Ansor dirasa perlu memberi suguhan dan keilmuan kepada generasi milenial di dunia maya,” ungkapnya.
Menurutnya, media film sejauh ini dirasa sebagai sarana yang paling efektif dalam menyampaikan pesan. “Produksi film ini menjadi salah satu upaya itu, kita bisa turut menghijaukan dunia maya, menyelaraskan gerakan dengan perkembangan yang ada,” sambung Irvan.
Lebih lanjut Irvan menyebut, gerakan Ansor sekarang harus berpaku pada filosofi jawa ‘Anglaras Ilining Banyu, Angili Ananging Ora Keli’.
Maknanya, kita harus selaras mengikuti arus air, mengalir bersama tetapi tidak hanyut olehnya. Filosofi itu ada dalam Serat Loka Jaya, Sunan Kalijaga.
“Untuk itu, dengan pembuatan film ini diharapkan akan ada inovasi yang lebih baik dari kader-kader Ansor ke depan dalam berdakwah lewat media,” ucapnya.
Sutradara sekaligus produser film H Ubaidillah Andoko mengungkapkan, film ini diproduksi dengan Biaya seadanya. Semua kader yg terlibat, mulai dari pemeran hingga crew, secara suka rela mendedikasikan waktu dan tenaganya sebagai bentuk khidmah terhadap kegiatan Ansor.
Meski tanpa ada biaya sama sekali, kata Ubaidilah, yang patut membanggakan proses pembuatan film ini selesai tepat waktu.
“Kita harus turut memberikan kontribusi di Dunia seni peran, seperti Film ini dan menambah hasanah Kreatifitas Dakwah Ansor, tak hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya”, ungkap H. Ubaidillah Andoko, sang Produser.
Tm-Ab